GridOto.com - Belakangan mulai bermunculan kembali head unit merek legendaris di Indonesia.
Mulai dari merek Sony, Pioneer, salah satunya juga ada Alpine yang menghadirkan head unit kelas high end bermain di harga Rp 10 jutaan ke atas.
Kemunculan head unit high end Alpine sedikit bertolak belakang dengan tren head unit Android yang sedang marak.
Bahkan sejumlah head unit OEM mobil secara spesifikasi sudah mumpuni maupun sudah integrated.
Wahyu Tanuwidjaja, Chief Executive Officer PT Audioworkshop, distributor Alpine Indonesia mengutarakan pendapatnya mengenai nasib head unit high end di Indonesia.
Baca Juga: Bukan Untuk Kualitas Suara Audio, Head Unit Android Berguna Buat Ini
"Di Alpine kami menyebut head unit monitor dengan Display Audio (DA)," kata Wahyu.
"Di Indonesia memang penjualan DA kelas high end menurun, tergantikan oleh head unit Android," ungkapnya.
Menurut Wahyu, hal yang paling mendasar adalah dari segi harga dan segmen niche market.
Harga head unit Alpine yang tinggi terbayarkan oleh tiga poin penting, antara lain durabilitas, fitur, hingga fungsi yang memang sudah terbukti spesifik untuk urusan sistem audio mobil.
Sementara head unit Android bisa lebih diterima kalangan umum karena kepraktisan pengoperasian dan multifungsi pada fitur yang disematkan.
"Tak hanya Alpine, head unit high end merek lain memang tidak bermain dengan Android karena tiga poin tersebut," tegas Wahyu.
Saat ini, Alpine sebagai merek audio mobil legendaris memang sudah tidak fokus pada DA.
Baca Juga: Sony Hadirkan Head Unit Baru Cocok Buat yang Gak Suka Kegedean
Segmentasi produk Alpine yang dulu dikenal dengan head unit 'tersohor' mulai bergeser menjadi perangkat yang bisa meng-enhance sistem audio mobil bawaan.
"Produknya saat ini fokus pada perangkat seperti DSP amplifier, digital player, speaker, hingga terbaru ada UTS," beber Wahyu.
"Produk-produk tersebut hadir untuk tetap menjaga legacy Alpine sebagai car audio ternama, hanya saja arahnya sudah bergeser," terangnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR