GridOto.com - Kalian ada yang bermolinat pakai Yamaha Nouvo bekas buat pemakaian harian?
Berikut beberapa penyakit Yamaha Nouvo yang harus diwaspadai.
Meskipun terkenal memiliki mesin yang bandel (kuat), ternyata ada bagian CVT Yamaha Nouvo yang mudah jadi masalah.
Yaitu timbulnya suara dengung di area CVT motor matic yang dijual perdana tahun 2002 ini.
Baca Juga: Mesin Nanti Dahulu, Ini yang Dilihat Saat Beli Yamaha Nouvo Bekas
"Penyebab suara dengung itu berasal dari mata atau gigi rasio yang mulai aus," buka Zaenal selaku Pemilik bengkel spesialis Yamaha Nouvo, Jambul Wara-Wiri kepada GridOto.
Serupa dengan motor matic pada umumnya, penyabab mata atau gigi rasio aus ternyata akibat hal sepele.
"Penyebabnya karena pemilik sebelumnya jarang mengganti oli gardan," jelas mekanik yang biasa dipanggil Jambul ini.
"Bisa juga karena kemasukan air tapi dibiarkan," tambahnya.
Baca Juga: Belum Banyak Yang Tahu, Ini Perjalanan Motor Matic Pertama Yamaha di Indonesia
Ditambah lagi usia motor yang sudah tinggi juga yang sebabkan mulai munculnya keausan di part slow moving seperti gigi rasio.
Oya, saat pakai Yamaha Nouvo buat harian jangan sampai telat ganti oli mesin.
Soalnya sering temukan kruk as Yamaha Nouvo mudah oblak atau goyang.
"Kruk as oblak ini sering kejadian di mesin yang sering telat ganti oli mesin," kata Jambul.
Pasalnya jika terlalu lama tidak ganti oli mesin volumenya akan berkurang.
Baca Juga: Tips Servis CVT Motor Matic, Ini Fungsi Penting Got di Pulley Depan Yamaha Nouvo dan Mio
Apalagi kalau dinding liner dan juga ring piston sudah lemah.
"Volume oli mesin lebih cepat berkurang karena masuk dan terbakar di ruang bakar," ungkap Jambul.
Selain itu, waspada penyakit yang membuat mesin Yamaha Nouvo enggak mau hidup.
"Jika sudah berumur, kabel dari kontak ke CDI rawan putus," kata Jambul.
Baca Juga: Yamaha Nouvo Lele Hijau Sangar, Pakai Pelek Jari-Jari, Rem Belakangnya Ngeri
"Hal itu membuat mesin enggak mau hidup walaupun pakai electric starter maupun engkol (kick starter)," tuturnya saat ditemui di daerah Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR