GridOto.com – Konsumsi bensin Honda BeAT jadi salah satu yang diunggulkan oleh PT Astra Honda Motor (AHM). Bahkan image irit diyakini membuat penjualan skutik termurah Honda ini laris manis.
Dalam setahun, rata-rata terjual 1,6 sampai 1,9 juta unit. Dan sejak 2008 sampai 2024 sudah terjual setidaknya 23 juta unit di Indonesia. Gokil ya!
AHM mengklaim konsumsi bensin All New BeAT mencapai 60,6 km/liter, angka yang sangat hemat untuk sebuah skutik.
Lalu berapa hasil tes konsumsi bensin oleh tim redaksi GRID OTO?
Ternyata terpaut tak jauh dari klaim tersebut. Sebelumnya kami jelaskan dulu metode pengetesannya ya!
Selama pengetesan dipakai untuk berkendara harian dalam berbagai kondisi jalan dengan pemakaian normal, artinya ketika jalan kosong tak segan-segan tarik gas pol.
Bisa dibilang tak pernah memperhatikan Eco Indicator. Jika berkendara secara eco riding, tentunya bisa lebih hemat.
Bahan bakar yang digunakan pakai bensin RON 92, dan metode yang dipakai adalah full to full. Lalu berapa hasilnya?
Baca Juga: Jangan Salah Pilih Honda BeAT, Tipe Satu Ini Lebih Nyaman Buat Jalan Lama
Hasilnya, untuk BeAT Deluxe Smart Key didapat angka rata-rata 55,4 km/liter.
Lebih hemat dari BeAT sebelumnya yang di 2020 silam dapat 51 km/liter.
Sedangkan BeAT Street terbaru dapat 52 km/liter.
Lalu mengapa BeAT Street sedikit lebih boros? Selain bobot lebih berat dan ban lebih lebar.
Bobot Honda BeAT Street ini mencapai 89 kg, sedang BeAT yang lain 87 kg. Ban ring 12 dengan ban lebar jadi salah satu penyumbang bobot yang signifikan.
Selain itu pada Honda BeAT Street juga tak ada fitur ISS, sehingga setiap berhenti, mesin selalu menyala.
Beda dengan BeAT Deluxe Smart Key, selain bobot lebih ringan juga dilengkapi ISS, setiap berhenti lebih dari 3 detik mesin mati sendiri makanya lebih irit bensin.
Padahal mesinnya sama saja, 110 cc berkarakter overstroke dengan ukuran bore x stroke 47 x 63,1 mm.
Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 8,9 dk di putaran mesin 7.500 rpm, dengan torsi maksimal yang turun 0,1 Nm dari 9,3 Nm jadi 9,2 Nm di 6.000 rpm.
Karakternya khas, tarikan awal dari diam terasa ringan, untuk stop and go di jalan padat khas perkotaan terasa gesit.
Hanya saja ciri khas tertahan di kisaran 40-60 km/jam tetap ada. Baru kemudian akan ngacir lagi hingga kisaran 90 km/jam.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR