GridOto.com - Daihatsu Terios merupakan salah satu dari dua model SUV yang saat ini ditawarkan oleh Daihatsu di Indonesia.
Sejak awal diperkenalkan, Daihatsu Terios dan Toyota Rush sebagai kembarannya menjadi SUV primadona keluarga di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara.
Salah satu bukti mengapa Daihatsu Terios begitu populer di Indonesia adalah penjualannya yang laris dengan catatan wholesales 1.120 unit di bulan Juli 2024.
Tentu saja popularitas Daihatsu Terios itu bukan tanpa alasan, bahkan ada lima alasan mengapa Terios masih jadi primadona keluarga Indonesia.
Alasan pertama adalah harga. Daihatsu Terios varian termurah X MT memiliki banderol mulai dari Rp 241,55 juta.
Baca Juga: Iritnya Tembus 16,4 Km/Liter, Ini Deretan Daya Pikat Daihatsu Terios
Lalu untuk varian tertingginya, Terios R Custom AT, itu memiliki banderol Rp 307,75 juta on the road DKI Jakarta.
Artinya keluarga yang memiliki bujet Rp 250 juta sudah bisa menikmati Terios termurah dan termahalnya bisa dibeli keluarga yang bujetnya Rp 310 juta.
Dari harga membawa ke alasan kedua yaitu variannya yang banyak. Daihatsu Terios tersedia dalam varian X, X ADS, R, R ADS, dan R Custom.
Masing-masing varian hadir dalam transmisi manual dan matik hidraulis yang tahan banting, alasan ketiga mengapa Terios populer.
Selaras dengan tahan banting tersebut, Terios menjadi salah satu dari segelintir SUV yang masih mempertahankan format penggerak roda belakang solid axle.
Baca Juga: Sudah Tahu Belum, Ternyata Daihatsu Terios Baru Wajib Pakai RON Segini
Alasan keempat, space. Seluruh varian Terios sudah standar dengan kabin format 2-3-2 yang akomodatif untuk 7 orang penumpang.
Kemampuan angkut 7 penumpang ini memudahkan keluarga ketika perjalanan jauh terutama untuk bawa barang ataupun mengajak sanak saudara bepergian.
Alasan kelima adalah performa teruji di berbagai jalan Indonesia berkat mesin empat silinder 1.496 cc Dual VVT-i.
Mesin ini mampu melontarkan tenaga 102 dk dan torsi 136 Nm yang bertenaga ketika menghadapi tanjakan saat beban penuh.
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR