Gridoto.com - Kejatuhan Honda Racing Corporation di MotoGP bukan rahasia umum dan sudah ada bukti nyatanya.
Bahkan era Honda selesai di tahun 2019, yang mana setelah itu juara dunia dipegang Suzuki, Yamaha dan Ducati.
Padahal pada tahun 2019, Marquez sukses meraih 18 hasil top-2 yang mengesankan, termasuk dua belas kemenangan, dan menjadi Juara Dunia MotoGP untuk keenam kalinya.
Lalu tibalah musim 2020 yang sangat aneh karena adanya pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh pihak berwenang (Corona).
Tahun ini, dan musim 2021 yang sama anehnya, menjadi jelas bahwa proses pengambilan keputusan yang panjang dan penuh diskusi di pabrikan Jepang tidak lagi efektif.
Sementara Ducati, Aprilia dan KTM terus-menerus mengembangkan penyempurnaan teknis baru, Honda dan Yamaha terjebak dalam konferensi video yang tiada henti dan menderita karena para insinyur tidak dapat lagi melakukan perjalanan antara Jepang dan Eropa seperti dulu.
Saat kehidupan kembali normal pada tahun 2022, Honda dan Yamaha sudah tertinggal jauh, hal ini tanpa ampun terungkap sejak saat itu.
Yamaha pun bereaksi di awal 2024 dan menyerahkan kepemimpinan kepada insinyur papan atas Massimo Bartolini, yang berasal dari Ducati.
Ia terhubung langsung dengan manajer proyek Jepang, tetapi bekerja dari basis Yamaha di Gerno di Lesmo dekat Milan.
“Kami ingin lebih cepat dan lebih agresif dalam hal pengembangan. Ini tentang tidak lagi bersikap konservatif,” kata Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, saat itu.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR