GridOto.com - Kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) saat ini belum nenjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Meski banyak pabrikan meluncurkan kendaraan listrik baru di Tanah Air, nyatanya 53,9 persen masyarakat Indonesia belum berminat membeli mobil listrik ataupun motor listrik.
Data ini terungkap dari hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada Juni lalu.
Berdasarkan survei tersebut, hanya 19,9 persen responden yang mengininkan motor listrik, 5,5 persen ingin mobil listrik, sisanya 13,9 persen responden berharap dapat memiliki keduanya.
Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi relatif rendahnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Salah satunya terkait minimnya pengetahuan publik terhadap sejumlah program pemerintah untuk mengakselerasi ekosistem KBLBB.
Adapun dari segi wilayah, peminat motor listrik tersebar di beberapa daerah yakni Jawa sebesar 20,2 persen, Bali dan Nusa Tenggara 24,4 persen, Kalimantan 23 persen, dan Sulawesi 25 persen.
Di sisi lain, peminat mobil listrik paling banyak ada di Pulau Sumatera dengan persentase 8,1 persen, Jawa 6,1 persen, dan Maluku Papua 4,5 persen.
Dari sisi usia, motor listrik paling banyak diminati oleh kelompok usia 17-24 tahun atau Gen-Z dengan persentase 25,9 persen.
Baca Juga: Lihat Lebih Dekat Tampilan eVX, Mobil Listrik Konsep Pertama Suzuki
Begitu juga dengan mobil listrik, paling banyak diminati oleh kelompok usia 17-24 tahun dengan persentase 8,6 persen.
Beralih ke segi sosial ekonomi, peminat terbesar motor listrik berasal dari responden kelas atas yakni 22 persen.
Namun, responden kelas menengah bawah juga punya ketertarikan yang tinggi pada motor listrik yakni 21,4 persen.
Adapun peminat mobil listrik masih didominasi oleh responden kelas atas dan kelas menengah atas masing-masing 10 persen dan 8 persen.
Terkait hasil survei ini, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengatakan saat ini pembeli kendaraan listrik, khususnya mobil listrik, didominasi oleh masyarakat kalangan atas.
Mayoritas konsumen lebih sering mencari mobil dengan harga di bawah Rp 400 juta.
"Rata-rata harga mobil listrik masih relatif mahal. Memang ada pembelinya, tapi terbatas," ujar Kukuh dalam diskusi media, Senin (22/7/2024).
Ia juga menyebut, mayoritas pembeli mobil listrik bukan berasal dari kalangan pembeli pertama atau first buyer.
Artinya, kebanyakan konsumen mobil listrik sebelumnya sudah memiliki mobil lain di garasi rumahnya.
Baca Juga: Waduh, Pengamat Sebut Insentif HEV Bisa Jadi Boomerang Bagi Ekosistem BEV Indonesia
Sebagai informasi, survei ini dilakukan secara periodik melalui wawancara tatap muka.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR