GridOto.com - PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), kenalkan seni kerajinan tangan asal Jepang, Kurumie, kepada pengunjung GIIAS 2024.
Hal ini bertujuan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli 2024.
Bertempat di booth Mazda di Hall 7A, ICE BSD City, Tangerang, sebanyak 20 peserta yang terdiri komunitas pecinta Kurumie, dan pengunjung antusias mengikuti workshop.
Pembuatan seni kerajinan Kurumie ini pun langsung didemonstrasikan oleh seniman Kurumie, Linda Khang.
Hadir dalam kesempatan itu Yogantara Partyano Wijaya, Product Trainer Assistant Manager PT Eurokars Group Indonesia (Mazda Indonesia).
“Mazda sangat menghargai keindahan dan detail dalam desain dan pengembangan mobil-mobilnya. Ini selaras dengan nilai-nilai seperti ketelitian, kehalusan detail, dan estetika yang indah dalam kerajinan Kurumie," kata Yogantara melalui keteranganya, Minggu (21/7/2024).
Baca Juga: Menarik, Mazda 3 Hingga CX-60 Limited Langsung Ganteng Pakai AutoExe, Harga Spesial
"Nilai-nilai ini juga tercermin dalam berbagai aspek filosofi dan pendekatan desain Mazda, yang menginspirasi kami untuk menghadirkan Kurumie di GIIAS 2024," sambungnya.
Menurutnya Mazda menggunakan konsep Kaicho dalam desain interior mereka, yang berarti harmoni atau keselarasan.
Konsep ini melibatkan pemilihan material dan tekstur yang saling melengkapi, serta pencahayaan halus untuk menciptakan keselarasan dan keindahan dalam interior mobil.
Kurumie, dengan perhatian terhadap detail dan keindahan, mencerminkan filosofi ini.
Kurumie menunjukkan kreativitas seniman dalam menyatukan elemen-elemen yang berbeda menjadi sebuah karya utuh.
"Hal ini tercermin dalam filosofi Kaicho Mazda, di mana pemilihan berbagai bahan dan tekstur saling melengkapi hingga mendetail, sehingga interior mobil terlihat seperti sebuah seni yang indah dan harmonis,” tutur Yogantara.
Sekadar informasi, Kurumie adalah seni kerajinan tradisional Jepang yang telah ada sejak zaman Edo.
Kurumie berupa gambar 3D yang dibuat dari busa atau karton yang dibungkus dengan kertas washi, kertas tradisional Jepang.
Namun, seiring waktu, penggunaan kertas washi yang mahal mulai digantikan oleh kertas chiyogami.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR