Gridoto.com - Beberapa hari sebelum gelaran GIIAS 2024, saya dan rekan bertemu secara informal dengan Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM).
Ada statement menarik yang dilontarkan Billy dalam bincang-bincang satu setengah jam tersebut.
"GIIAS harus sukses," demikian ucapnya.
Kalau tidak menyimak kelanjutannya, ini kalimat yang seolah-olah mewanti panitia penyelenggara agar membuat event ini sukses menyedot pengunjung.
Namun jika mendengar kelanjutannya, ada ungkapan harapan dalam pernyataan tersebut.
"Untuk bisa mengembalikan industri otomotif agar kembali naik," ujar Billy, demikian ia disapa.
Ia menyebut beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan performa penjualan mobil di tanah air.
Di antaranya pemilu, perang, PHK di berbagai bidang.
Ia juga menyinggung pesanan mobil tinggi tapi realisasi pembelian rendah.
Dugaannya, lembaga pembiayaan memperketat syarat pembelian mobil sehingga banyak pemesan yang gagal membeli.
Namun ia juga mencermati kenaikan GDP triwulan pertama yang naik year on year 5,11 persen dan pengaruhnya pada daya membaiknya kemampuan masyarakat.
Di kesempatan terpisah, di sela-sela seremoni Honda Step WGN di ICE BSD, Tangerang Selatan (17/7/2024) ia menampik estimasi proyeksi penjualan mobil 2024 850 ribu unit.
"Belum ada official 850 ribu, terakhir masih satu juta unit," tukasnya.
Artinya, Honda masih menjaga estimasi penjualan di 1 juta unit untuk tahun ini.
Namun yang jadi catatan kami, jika GIIAS harus sukses untuk menggairahkan minat beli konsumen, tentunya harus muncul mobil-mobil baru yang bisa menggerakkan penjualan.
Sementara melihat apa yang Honda tunjukkan di ajang GIIAS kali ini, rasanya bukan mobil yang bisa menopang penurunan penjualan.
Apalagi Step WGN e:HEV tersebut belum dijual, hanya dipajang saja.
Beralih ke merek lain.
Langkah memajang mobil yang bukan untuk dijual dilakukan Suzuki.
Jujur Suzuki eVX adalah mobil yang keren. Tapi ini mobil listrik yang bisa jadi penjualannya enggak signifikan mendongkrak pencapaian target. Lebih dari itu, eVX hanya mobil konsep, pajangan dan tentu saja tidak dijual.
Lalu di mana bisa menahan laju penurunan penjualan mobil yang terjadi?
Harold Donnel, 4W Director Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengungkapkan jika perusahaan memiliki beberapa skema rencana, jangka pendek, menengah dan panjang.
"Saat ini kita sedang melakukan rencana jangka panjang," ujarnya di sela-sela gelaran GIIAS 2024 (17/7/2024).
Meski demikian ia setuju, jika saat ini dibutuhkan produk baru yang disebutnya 'saleable'.
Menurut pandangannya, penurunan penjualan mobil saat ini lebih kepada faktor behavioral.
"Orang menunda beli karena mobil baru keluar terus," ucap Harold.
Disinggung soal gelaran GIIAS 2024 harus sukses, ia spontan setuju.
"Itu fungsi dari Gaikindo, mengenali masalah dan memecahkannya bersama pemerintah"
"Industri otomotif itu besar. Ball effect-nya besar, jadi kita perlu bergandengan tangan menyelamatkannya," tuturnya.
Lanjut ke Hyundai.
Salah satu pemain besar dunia yang merangkak di tanah air. Kami sebut merangkak, karena ikut merasakan beratnya penjualan mobil tahun ini.
Di kesempatan hari pertama GIIAS, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) merilis harga Kona Electric mulai Rp 499 juta hingga Rp 590 juta, juga Ioniq 5 N dengan harga Rp 1,3 miliar.
Namun diperkirakan volumenya masih tipis-tipis untuk mendongkrak angka penjualan mobil secara nasional.
Menurut kami, akan lain ceritanya jika yang meluncur adalah Creta dan Stargazer facelift.
Meski demikian, Fansiscus Soeryopranoto, Chief Operating Officer (COO) HMID mengungkapkan dua model elektrik ini bisa berperan.
"Tergantung preferensi, apakah sudah tertarik mobil listrik. Kenyataannya sudah, dilihat dari animo tahun lalu," ujarnya di pameran GIIAS di ICE BSD, Tangerang Selatan (17/7/2024).
"Kedua, regulasi pemerintah tahun 2019 sudah diperbaiki tahun 2023. Dua faktor ini mendukung percepatan mobil listrik. Saya kira tahun 2030 marketnya sudah akan mencapai 30 persen," papar Frans, demikian ia disapa.
Adapun saat ini, tekanan kuat di pasar menurutnya karena kondisi global, perang, adanya kenaikan suku bunga the Fed dan adanya pilpres serta pilkada nanti jelang akhir tahun.
Lalu apakah Hyundai akan pasrah dengan kondisi saat ini?
"Tahun ini enggak pasrah. Makanya kita kenalkan dua produk baru All New Kona Electric dan Ioniq 5 N yang jadi pembeda mobil listrik kita dengan merek lain," ujar Frans.
Namun ia mengakui dengan model baru yang ada, penjualan mobil akan sulit mencapai target.
"Tahun ini sudah tidak mungkin tapi tahun depan harapannya bisa menembus angka satu juta," pungkasnya.
Nah, di balik gegap gempita pameran, rasanya market kita masih harus 'berterima kasih' pada Daihatsu Sigra, Honda Brio, Toyota Avanz dan Innova sebagai penopang penjualan terbesar.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR