GridOto.com - Terungkap dua sosok yang menjadi penyebab utama Valentino Rossi nekat hengkang dari Honda, untuk bergabung dengan proyek MotoGP Yamaha.
Kejadian itu terjadi sekitar dua dekade silam, saat Valentino Rossi mengalami masa jaya bersama tim Repsol Honda hingga musim 2003.
Kala itu Rossi yang dibekali dua motor luar biasa yakni Honda NSR500 dan RC211V, berhasil memenangkan semuanya di MotoGP.
Sayangnya masa keemasan tersebut tercoreng lantaran sikap keras dua belah pihak, baik The Doctor maupun petinggi Honda.
"Periode buruk. Dengan Honda kami memenangkan segalanya, suatu hari kami kembali ke garasi dan semua orang Jepang kecewa. Sepertinya kami membuatnya tidak nyaman," kata tangan kanan Rossi, Alessio Salucci, dilansir GridOto.com dari Mowmag.
Orang pertama yang paling membuat Rossi dan Uccio kesal adalah bos besar Honda Racing Corporation (HRC) saat itu yakni Koji Nakajima.
Koji Nakajima tampaknya tidak terlalu suka dengan gaya Rossi yang agak sulit diatur, sehingga suatu hari ia mengeluarkan kata-kata sangat pedas.
"Bos besar Koji Nakajima dengan jenggot putihnya, adalah orang paling menyebalkan yang pernah ditemui Vale," ungkap Uccio.
"Ia bilang ke semua orang bahwa siapapun bisa menang dengan motornya, bahwa Valentino adalah karyawan Honda seperti yang lainnya," jelasnya.
Baca Juga: Sering Rusak Saat Pembalap Crash, Segini Jumlah Stok Fairing Tiap Tim MotoGP
Uccio mengatakan bahwa orang-orang Jepang baik kepadanya dan Rossi, namun Nakajima adalah yang paling menyebalkan baginya.
"Aku kenal banyak orang Jepang, mereka keren. Tapi yang ini agak lebih menyebalkan," lanjut Uccio.
Periode sulit itu dicium oleh manajemen Yamaha, yang mengutus Davide Brivio untuk mendekati Rossi dan mencoba merekrutnya.
Awalnya The Doctor juga masih ragu, namun orang kedua yang menyebalkan bagi Rossi kemudian membuatnya mantap pergi dari pabrikan sayap mengepak tersebut.
"Saat itu orang Jepang menyadari bahwa Vale takkan memperpanjang kontrak. Kami biasanya datang ke Motegi dari Tokyo secara mandiri dengan mobil kami," lanjut Uccio.
Orang kedua tersebut adalah Carlo Fiorani yang dulu menjadi Direktur Komunikasi Honda Racing Corporation (HRC).
"Namun pada Motegi 2003, Carlo Fiorani menjemput kami di bandara di Tokyo. Kami berkendara bersamanya, ia menceritakan ada ketidakpuasan Honda karena keterlambatan penandatanganan kontrak," imbuhnya.
"Carlo itu hebat, aku mengaguminya, tapi saat itu ia menyerang kami dengan cara luas biasa. Kemudian hari Kamis ia kembali ke kami di paddock, membawa kontrak besar dan bilang jika ia tak segera tanda tangan akhir pekan itu, maka tak ada tempat untuknya di Honda lagi," tegasnya.
Kesal mendapat ancaman itu, Rossi memegang proposal itu kemudian memasukkannya di kulkas.
"Setelah beberapa hari Carlo kembali untuk mengambil kontraknya, yang masih berada di kulkas. Sejak itu Honda sadar kami pergi, tapi itu bukan momen bagus," jelasnya.
Uniknya Rossi yang bergabung dengan Yamaha mampu langsung tampil kompetitif sejak musim perdana.
Bahkan dengan Yamaha YZR-M1 yang awalnya jauh kalah kencang dari Honda, Rossi mampu menjadi juara dunia dan sisanya adalah yang kita ingat sekarang ini.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Mowmag.com |
KOMENTAR