Gridoto.com - Francesco Bagnaia harus puas dengan finish di posisi 3 pada race utama MotoGP Perancis yang berlangsung di sirkuit Le Mans, Minggu lalu (12/5/2024).
Sempat memimimpin di awal lomba, Pecco harus rela diasapi Jorge Martin mulai pertengahan lomba, dan pasrah disalip Marc Marquez di lap terakhir.
Meskipun memasang muka kecewa saat tiba di parc ferme, Bagnaia dengan legowo mengatakan dirinya memang kalah cepat dari Martin dan Marquez.
"Saya sudah mencoba memberikan semua yang saya miliki. Sayangnya di dua lap terakhir Martin dan Marquez lebih cepat," buka pembalap utama tim pabrikan Ducati MotoGP ini.
Baca Juga: Menang MotoGP Prancis 2024, Jorge Martin Tinggalkan Pecco Bagnaia di Klasemen MotoGP 2024
"Saya kecewa tidak bisa menang, tetapi saya sudah melakukan yang terbaik. Saya kesulitan di sektor tiga. Pada akhirnya Martin dan Marquez lebih cepat," tambahnya.
Pembalap asal Italia ini juga mengomentari soal momen di lap terakhir saat dirinya disalip oleh Marc Marquez dan kehilangan posisi kedua.
"Saat itu idenya adalah tetap dekat dengan Martin dan mencoba menyalipnya di tikungan 13," tutur Pecco.
"Tetapi Marquez mengerem dengan saat keras di tikungan 9. Di sana dia sangat tajam dan saya tidak mampu merespon," ungkap pembalap yang sekarang gunakan nomor start 1 ini.
Baca Juga: Marquez Permalukan Bagnaia, Martin Menang Balapan MotoGP Prancis 2024
Meski begitu, Pecco cukup senang bisa finish di posisi ketiga setelah di sesi sprint race tidak bisa melanjutkan lomba akibat masalah pada motor.
Ditambah lagi, Pecco memang punya catatan pribadi yang tidak bagus ketika tampil di sirkuit Le Mans.
"Ini adalah balapan di sirkuit Le Mans pertama yang saya selesaikan dalam beberapa tahun terakhir. Saya merasa cepat dan tajam di beberapa bagian sirkuit. Namun di beberapa poin lagi masih kurang kuat dibandingkan Martin," ungkapnya.
"Bagaimanapun hasilnya bagus melihat apa yang terjadi di sprint. Sekarang tinggal memikirkan untuk balapan berikutnya. Saya yakin bisa melakukannya lebih baik lagi," tutup Pecco.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR