GridOto.com - Ibarat sesepuh nih, ternyata sektor ini di Honda Jazz GD3 ringkih dan bisa berpotensi bikin penyakit kambuhan.
Honda Jazz baik dari gen 1 hingga gen 4 yang hanya ada di Jepang, faktanya tetap menjadi mobil yang asik bagi banyak orang.
Sebabnya adalah performa mesin dan kelincahannya dalam bermanuver sehingga terkenal digunakan untuk arena slalom atau gymkhana.
Bahkan drifter nasional yang sangat berprestasi di ajang internasional pun pernah mengakui hal ini saat berbincang santai dengan reporter GridOto.
"Gue dibanding semua Honda Jazz yang ada malah paling suka si Jazz GD3," seru Emmanuel Amandio, Drifter Nasional.
Baca Juga: Honda Jazz GD3 Mulai Dibidik Pehobi, Segini Harga Bekasnya di Pasaran
"Jazz GD3 itu lebih lincah buat slalom, lebih liar gitu manuver-manuvernya. Kalau Jazz yang lain gak seliar GD3," sambung pria yang akrab dengan sapaan Dio ini.
Kenikmatan ini membuat pemiliknya jadi 'gatal' jika tidak ngepol saat mengemudikan Honda Jazz GD3 ini.
Habit atau kebiasaan ini sering dianggap menjadi penyebanya namun tidak bisa dikesampingkan juga fakta bahwa mobil ini sudah cukup berumur, apalagi jika komponen kaki-kakinya masih belum diubah atau diganti sama sekali.
Biasanya yang akan terasa di awal adalah limbung yang begitu kentara dan bunyi saat melaju di jalan yang tidak rata.
"Perbaikannya ya pasti mending cek dulu kondisi sokbrekernya gimana, terus bushing arm juga, stabilizer sampai ball joint," terang Bahe, owner Cahaya Motor di Sentul, Bogor.
Baca Juga: Minat Boyong Honda Jazz GD3? Segini Harga Bannya Jika Harus Ganti
Kalau berhubungan dengan sokbreker tentu saja selain limbung juga terasa lebih keras bantingan suspensinya jika kompenen tersebut tidak dalam kondisi normal.
Rusaknya sokbreker bisa juga memberi dampak buruk pada kompenen lain sehingga menimbulkan efek kerusakan berantai.
"Oh iya penting juga tuh cek ball joint karena siapa ta dia sudah aus makanya jadi oblak," kata pria murah senyum ini.
"Nah dari oblak itu bikin bunyi-bunyi kaya ketukan, cek dulu tapi sebelum ganti ball joint," pungkas Bahe.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR