GridOto.com - Pelek monoblok bisa dibikin 3-piece, tapi tidak bisa sembarangan.
Zaman sekarang, permainan pelek semakin kreatif dengan hadirnya inner barrel dan outer lips aftermarket.
Dengan adanya dua komponen ini, maka pelek yang tadinya monoblok bisa dibikin jadi modular alias 3-piece construction.
"Prosesnya lebih kompleks daripada naikin diameter atau ngelebarin pelek," ujar Alwin Isra dari gerai restorasi pelek Win's Restore, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Baca Juga: Pentingnya Mengenali Angka Offset Pelek Mobil, Biar Enggak Mentok
Keterampilan fabricator jadi kunci penting, disamping komponen pendukung seperti outer lips dan inner barrel baru dari aftermarket.
Fabricator atau modificator, kudu presisi ngebelah pelek monoblok, menyisihkan bagian depan pelek saja alias muka.
Proses bubut dan kepresisian menjadi harga mati, karena menyangkut keselamatan.
"Saat dibubut harus presisi, agar muka pelek bisa duduk dengan kuat saat dipasangkan outer lips dan inner barrel baru," ujar Ayub Waskita dari gerai restorasi pelek Waskigarage, Bintaro, Tangerang Selatan.
Muka pelek yang sudah terpisah tadi lantas dibubut bagian pinggirnya hingga merata.
Tujuannya agar terpasang ngeplak dengan dudukan di outer lips serta inner barrel baru buatan aftermarket.
Baca Juga: Sebelum Ganti Pelek, Kenali Dulu Istilah PCD Biar Enggak Salah Beli
Ketika dipasang dan dibaut, muka pelek haram hukumnya kalau sampai getar atau goyang akibat proses bubut yang tidak presisi.
Lantas outer lips, muka velg, dan inner barrel diikat dengan menggunakan baut rivets.
Yang selanjutnya, "Sambungan ketiganya kudu ditutup sealant biar angin ban enggak bocor pas ban dipasang," tambah Alwin.
"Setelah itu wajib balancing, untuk mengecek apakah pelek sudah center atau tidak saat berputar," tambah Ayub, sapaannya.
Karena jika pelek bergoyang saat dilakukan balancing, maka akan mengakibatkan getaran berlebihan saat digunakan di mobil.
Untuk biayanya, konversi pelek ini bisa menghabiskan biaya sekitar Rp 35-40 jutaan tergantung spek yang diinginkan.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR