GridOto.com - Lin Jarvis resmi mengumumkan bahwa dirinya akan melepas jabatan Managing Director Yamaha MotoGP usai musim 2024 berakhir.
Pengunduran diri Lin Jarvis ini tak lepas dari usia sang manajer yang sudah 66 tahun, sehingga menyulitkannya untuk bepergian jauh memimpin Yamaha di kejuaraan dunia MotoGP.
Jarvis sendiri sudah memimpin divisi Yamaha MotoGP sejak 1999, dan membawa revolusi besar bagi tim garpu tala di Grand Prix.
Yamaha yang sebelumnya terseok-seok jauh di belakang Honda pada 1990-an, mampu membalikkan kedudukan pada periode 2000-an berkat tangan dingin pria asal Britania ini.
Bersama Davide Brivio, ia berhasil memboyong Valentino Rossi yang menjadi kunci titik balik Yamaha di MotoGP.
Yamaha pun berhasil memberikan perlawanan berat ke Honda dan berhasil meraih titel juara bersama Rossi pada 2004, 2005, 2008 dan 2009.
Kemudian ia juga sukses mendatangkan Jorge Lorenzo, yang meraih titel bersama Yamaha pada 2010, 2012 dan 2015.
Jarvis juga masih bisa mengantarkan Fabio Quartararo meraih gelar pada 2021 silam, sebelum Yamaha mengalami penurunan signifikan dalam tiga musim terakhir.
Meski belum bisa membawa Yamaha kembali ke posisi teratas, Jarvis cukup berjasa mempertahankan El Diablo dengan kontrak besar sampai 2026 mendatang.
Baca Juga: Sebelum Jatuh ke Liberty Media, Ada Tawaran Lebih Tinggi Buat Beli Dorna Sports
Pengunduran diri Jarvis pun dianggap tepat, karena Yamaha membutuhkan pendekatan baru untuk bisa kompetitif lagi di Grand Prix.
"Ini akan menjadi musim terakhirku di Yamaha, aku akan keluar akhir tahun ini," kata Jarvis dilansir GridOto.com dari Autosport.
"Aku akan memutuskan apa yang akan kulakukan nanti, tentang apa aku akan menghabiskan waktuku," jelas pria 66 tahun ini.
Sejauh ini Jarvis masih menjadi bos tim yang masa kerjanya paling lama di MotoGP, mencapai 26 tahun pada 2024 ini.
"Aku mulai memimpin tim pabrikan di 1999. Itu periode panjang yang tak biasa. Aku sudah 66 tahun dan sekarang aku mulai sedikit lelah bepergian," lanjutnya.
"Aku sudah menjalani ini 26 tahun dan ini luar biasa bagi seorang memimpin tim pabrikan sangat lama. Ini waktunya melakukan hal baru. Ideal untuk melakukan transisi. Kami bisa menutup chapterku dan memulai hal yang baru dengan harmoni. Ini adalah solusi terbaik untuk kedua pihak," tegas Jarvis.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Autosport.com |
KOMENTAR