GridOto.com - Kasus Pertamax oplosan terjadi di sejumlah SPBU Pertamina berkode 34 di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok.
Pertamax oplosan pakai pewarna, pakar ungkap dampaknya ke mesin mobil.
Pertamax oplosan menggunakan bahan bakar Pertalite yang diberi pewarna sehingga warna aslinya kehijauan diubah menjadi kebiruan seperti Pertamax.
Lantas, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Bahan Bakar Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai berdasarkan informasi pelaku pengoplosan Pertamax ini merupakan orang yang profesional.
"Pewarna yang dipakai spesifikasinya kompatibel dengan bahan bakar," ujar Tri.
Baca Juga: Di Luar Dugaan, Lima Tersangka Pertamax Oplosan Ternyata Belajar dari Sini
Sebab menurutnya, sampai saat ini tidak ada laporan terhadap kerusakan mesin atau ruang bakar yang kotor parah akibat pewarna yang dicampur bahan bakar.
Selama pewarna yang dipakai kompatibel maka tidak menyebabkan masalah pada mesin.
"Aslinya bahan bakar warnanya kuning, diberi pewarna khusus sebagai pembeda identitas dan spesifikasi antara Pertalite dengan Pertamax," tutur Tri.
"Pewarna bahan bakar khusus, tidak boleh meningkatkan ISO Cleanlines dan menimbulkan deposit," jelasnya.
Akan jadi masalah jika pewarna yang dipakai tidak kompatibel dengan bahan bakar.
Zat pewarna bisa menjadi kotoran pada saluran bahan bakar.
Baca Juga: Hampir 2 tahun Pertamax Oplosan di SPBU 34, Pertamina Kemana Aje
"Ketika dibakar partikel zat pewarna meninggalkan deposit dengan warna tertentu," terang Tri.
"Deposit ini juga bisa menjadi penyumbatan pengabutan dan saluran bahan bakar sehingga proses pembakaran mesin bisa terganggu," imbuhnya.
Disamping itu pada komponen fuel pump juga bisa langsung terdeteksi jika pewarna yang dipakai tidak kompatibel.
"Saringan fuel pump pasti akan meninggalkan bekas warna karena zat pewarna punya partikel yang melebihi indeks ISO Cleanliness dan tidak larut," terang Tri lagi.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR