GridOto.com - Standardisasi knalpot aftermarket tengah didorong oleh Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki.
Hal ini tak lepas dari maraknya razia knalpot brong yang dilakukan pada masa Pemilu 2024.
Saat itu, knalpot aftermarket turut terkena dampak karena dianggap menimbulkan suara bising layaknya knalpot brong.
Salah satu efeknya, laju bisnis industri knalpot aftermarket menjadi turun.
Menurut Asep Hendro, Ketua Asosiasi Knalpot Seluruh Indonesia (AKSI), akibat hal tersebut terjadi penurunan penjualan sekitar 70 persen.
Dampaknya, sekitar 70-80 persen rumah produksi terpaksa melakukan PHK terhadap para pekerjanya.
Padahal, sekitar 22 merek knalpot kreatif lokal tergabung dalam AKSI mempekerjakan mencapai belasan ribu karyawan.
Ia menambahkan, potensi ekonomi pada industri knalpot aftermarket berkisar di angka Rp 60 miliar.
“Untuk itu kami memohon solusi dan dukungan dari semua pihak, berharap Pemerintah dan AKSI bisa merumuskan standardisasi knalpot agar industri ini semakin berkembang,” ujar Hendro, Senin (25/3/2024).
Baca Juga: Menteri Koperasi dan UKM Minta Knalpot Aftermarket Diberi Label SNI
Terkait standardisasi SNI, Teten Masduki mengatakan program ini nantinya akan meningkatkan penjualan knalpot aftermarket di Tanah Air.
"Kalau sudah ada SNI kan orang tidak takut untuk membeli, tidak takut dirazia. Pak polisi sudah benar, harus dirazia kalau yang melanggar regulasi, tapi nanti ada aturan yang sama apa? SNI," ucap Teten dalam acara Demo Day di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).
"Menurut saya ini cukup besar ya ekonominya ini melibatkan 300.000 pengrajin knalpot tadi saya cek rata-rata (pegawainya) itu sekitar 30 orang sampai 50 orang," tukasnya.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR