GridOto.com- Pabrikan mobil umumnya memberikan garansi yang lama, 8 tahun untuk komponen baterai.
Namun, masih banyak kekhawatiran karena harga beli baterai yang lumayan mahal.
Beberapa pabrikan menyebutkan di kisaran 50 persen dari harga mobil.
Ini salah satu faktor yang menyebabkan masih banyaknya keraguan peralihan kendaraan listrik.
Seberapa mengkhawatirkan sih penggantian baterai?
Kita bisa mencoba mencari tahu berdasarkan pengalaman.
Blue Bird salah satu perusahaan transportasi yang menggunakan sebagian armadanya dengan mobil listrik.
Mereka menggunakan dua model yakni BYD e6 AT dan Tesla Model X 75 D.
Andrianto Jokosoetono, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk. mengungkapkan pihaknya sudah mengadopsi armada listrik sejak 2019 dan saat ini mengoperasikan dua tipe untuk layanan E-Bluebird.
Baca Juga: Penasaran Berapa Kali Armada Mobil Listrik Taksi Dicas Dalam Sehari?
"Jarak tempuh dari kendaraan EV tersebut rata-rata 560 ribu kilometer. Sementara itu, armada listrik dengan konfigurasi 7 seaters yang diadopsi sejak 2021 memiliki jarak tempuh rata-rata 130 ribu kilometer," bilang Andre, sapaan akrab Andrianto.
Dengan jarak tempuh 560.000 km selama 5 tahun, artinya setahun rata-rata armada e-Bluebird menempuh perjalanan sejauh 112.000 km.
Menurut Andre, dalam penerapan E-Bluebird ini, cost yang tinggi adalah biaya adopsi BEV.
"Serta pengadaan fasilitas pengisian daya yang masih relatif tinggi menjadi salah satu tantangan yang kami hadapi," jelasnya.
Terhadap penggantian baterai yang menjadi kekhawatiran selama ini, menurut Andre dengan jarak tempuh 560.000 km pihaknya sedang menyiapkan beberapa unit yang harus diganti.
"Beberapa armada E-Bluebird generasi pertama yang beroperasi sejak 2019 sedang dalam proses penggantian baterai," jelasnya.
Jika dibuat perbandingan penggunaan normal, dimana dalam setahun biasanya jarak tempuh sekitar 20.000 km.
Maka, dengan asumsi itu, proses penggantian bisa memakan waktu sekitar 28 tahun (560 ribu dibagi 20 ribu).
Artinya, masa pakai baterai melihat pengalaman armada e-Bluebird sangat lama sekali.
Namun memang Andre berharap pemerintah untuk mendapatkan insentif pembelian BEV dan pembangunan charging point.
Karena persoalan utamanya di harga jual kendaraan listrik yang mahal dan kurangnya infrastruktur pengecasan.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR