GridOto.com - Modifikasi knalpot Mitsubishi Pajero Sport sebaiknya fokus dan prioritaskan pada bagian ini.
Bagian yang dimaksud adalah down pipe dan front pipe yang secara posisi lebih dekat pada mesin.
"Berdasarkan perhitungan, memang seperti itu. Bahwa yang posisinya lebih dekat dengat mesin yang paling berpengaruh sama performa," buka Odi Rachmat, bos ORD Exhaust sekaligus engineer.
Hal ini bisa dianalogikan secara sederhana, "Impact-nya direct kan soalnya dari exhaust valve ke down pipe," ucapnya menukas.
Dengan konstruksi mesin menggunakan turbocharger, praktis Mitsubishi Pajero Sport mengandalkan rancangan down pipe serta front pipe pada exhaust system.
Baca Juga: Percuma Mesin Toyota Fortuner Sudah Kencang Tapi Belum Pakai Part Ini
"Bentuk atau lekukan dari down pipe biasanya juga berpengaruh pada hitungannya," ungkap Iwan Ridwan, Kepala Bengkel Primo Performance Sentul.
Ini sebabnya juga, kadang pabrikan knalpot merancang down pipe dengan bentuk dan ukuran berbeda.
Tergantung pada temuan hitungan masing-masing sehingga ada karakteristik yang spesifik.
Ini berlaku tidak hanya untuk performa mesin, melainkan karakter suara yang nanti dikeluarkan.
"Termasuk juga pada ukuran, lebih tepatnya pada diameter. Tidak selalu lebih besar akan lebih baik, idealnya disesuaikan dengan karakter dan kapasitas mesin," sambung Odi lagi.
Baca Juga: Bukan Doping, Tapi Stamina Toyota Kijang Innova Diesel Bisa Naik
Ia juga menambahkan bahwa sebaiknya untuk performa stage 1 di mesin diesel menggunakan pipa berukuran 2,5 inci.
"Kalau tenaganya ada di 200 dk lebih itu pakai 2,5 inci tapi kalau powernya masih di bawah 200 dk bisa pakai yang 2 inci," ujarnya lebih lengkap.
Part lainnya seperti resonator dan muffler maupun tail pipe bukan berarti tidak memberi dampak pada performa mesin.
"Ada dampaknya ke performa mesin tapi persentasenya gak sebanyak down pipe atau header," kata Odi menegaskan.
Resonator juga bisa memberi efek venturi pada air flow sehingga membuat torsi lebih meningkat.
Akibatnya tekanan gas pada saat start tidak perlu terlalu dalam.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR