Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Yang Bingung Sini Merapat, Ini Bedanya Down Pipe dengan Header

Aditya Pradifta - Jumat, 8 Desember 2023 | 11:00 WIB
ILUSTRASI Header (atas) dan down pipe (bawah)
Aditya Pradifta/GridOto.com
ILUSTRASI Header (atas) dan down pipe (bawah)

GridOto.com - Bagi kalian yang masih belum paham, kali ini langsung dijelaskan oleh ahlinya tentang perbedaan down pipe dengan header pada exhaust system mobil.

Menurut Odi Rachmat, owner ORD Exhaust, tujuan awal dibuat down pipe adalah untuk efisiensi.

"Sebetulnya lebih pada efisiensi produksi tujuan dibuat down pipe tuh," buka Odi singkat.

"Jadi dulu pabrikan menggunakan pipa harus 4, sekarang dibuat jadi 1 aja sama pabrikan," ungkap Odi.

Sedangkan down pipe tidak lagi menggunakan pipa manifold dan dipindahkan pada silinder head yang di-casting (cetak) dengan konstruksi porting saluran di dalamnya.

Baca Juga: Biar Enggak Dituntut Tetangga, Modifikasi Knalpot Bisa Pakai Ini

Down pipe ORD Exhaust
Aditya Pradifta/GridOto.com
Down pipe ORD Exhaust

Jadi sejatinya fungsi down pipe pada exhaust system mobil adalah sebagai kolektor header.

"Bedanya sama header itu, kalau header pipanya ada di luar silinder head, sedangkan down pipe itu pipanya itu bergabung dengan porting-an yang ada di dalam silinder head," bebernya lagi.

"Bisa dibilang lebih enak juga karena konstruksinya lebih simpel akalu dibandingkan sama header yang besar ukurannya," ucap Iwan Ridwan, Kepala Mekanik Primo Performance Sentul.

Header dan down pipe tidak bisa asal dibuat tanpa perhitungan karena ini komponen yang cukup krusial pada knalpot dan berhubungan pada performa.

"Rumus menghitung down pipe sama speerti rumus menghitung header, satuannya gak bisa pakai skala 1 inci atau 2 inci diameternya," kata Odi.

Baca Juga: Mau Remap dan Pasang Dastek di Mesin Diesel, Ini Ukuran Knalpotnya

Rumus menghitung down pipe pada exhaust system mobil
ORD Exhaust
Rumus menghitung down pipe pada exhaust system mobil

"Karena sensitif banget, kegedean 1 mm aja air speed-nya bakalan rendah, torsinya jadi boyo. Terus misalnya kekecilan 1 mm itu air speed-nya akan terlalu tinggi, akibatnya rpm tinggi sama air flow-nya ketahan tapi memang torsi di rpm bawah itu dapet. Ini diperlukan perhitungan khusus," jelasnya panjang lebar.

Pada konteks terlalu besar diameternya tak hanya tenaganya yang menjadi loyo, tapi juga penggunaan BBM yang lebih boros.

Sementara jika diameter terlalu kecil efekenya juga akan boros namun lebih disebabkan oleh residu pembakaran yang tidak terbuang sempurna.

Editor : Dwi Wahyu R.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa