GridOto.com - Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan sebelum mengemudi adalah tekanan angin ban, terutama saat kondisi cuaca panas yang terjadi belakangan ini.
Menurut Head of Original Equipment (OE) PT Bridgestone Tire Indonesia, Fisa Rizqiano, mengemudi dengan ban bertekanan udara rendah dapat menyebabkan pembangkitan panas yang lebih di dalam ban akibat adanya defleksi, ditambah lagi dengan cuaca panas ekstrem berpotensi pecah ban.
"Umumnya, pengguna mobil pribadi berasumsi bahwa ban yang tekanan anginnya kurang, lebih aman untuk dikendarai selama musim panas karena udara panas dapat meningkatkan tekanan ban, itu adalah asumsi yang berbahaya," ujar Fisa dalan keterangan tertulisnya, Selasa (24/10/2023).
Ia memaparkan, mengemudi dengan ban yang tekanan anginnya kurang bukanlah ide yang baik, terutama di cuaca panas ekstrem seperti saat ini.
Tanpa tekanan udara yang tepat, komponen internal ban seperti baja, komposit, dan karet, akan lebih lentur.
Akibatnya, ban dapat mengalami kerusakan internal, mengalami peningkatan panas, dan menjadi lebih lemah serta lebih rentan terhadap ledakan.
Fisa menambahkan, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan penting untuk memastikan tekanan angin secara berkala sesuai standar yang ada pada masing-masing model mobil.
"Kondisi ideal pengecekan tekanan angin adalah pada saat dingin. Tekanan ban yang tinggi berpotensi membuat ban lebih rentan bocor dan pecah,” paparnya.
Selain itu, perhatikan keausan dan kerusakan ban seperti retak, lecet, menggembung, atau keausan berlebihan, maka sebaiknya jangan dipaksakan.
"Mengemudi dengan ban rusak di musim panas meningkatkan kemungkinan ban pecah, terutama jika ban terlalu panas. Jika ban tidak aman untuk dikendarai, segera ganti dengan ban cadangan," pungkas Fisa.
Baca Juga: AC Mobil Kurang Dingin Bukan Karena Cuaca Panas, Tapi Dari Ini
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR