GridOto.com - Satu hal yang mencolok dari Mazda CX-60 adalah mesin hybridnya yang berlimpah torsi.
Dari mesin bakar berkapasitas 3.283 cc 6 silinder turbo, ia menghasilkan 280 dk dan torsi 450 Nm.
Figur yang sebenarnya sudah besar itu masih ditambah puntiran dari motor listrik 48V (M Hybrid Boost) yang mencapai 153 Nm.
Begitu potensialnya paduan mesin bakar dan motor listrik itu sampai membuat Ricky Thio, Managing Director PT Eurokars Motor Indonesia menyebut bahwa torsi adalah poin penting dari Mazda CX-60.
“Mobil ini spesialis untuk apapun yang membutuhkan torsi,” jelas Ricky di acara The Perfect Jinba-Ittai Journey: All New Mazda CX-60 Goes to Central Java, yang menempuh rute Jakarta-Semarang (16-18/10).
Di media drive Mazda CX-60 itu, kami merasakan betapa mudahnya CX-60 menyalip kendaraan di jalan berliku dengan tanjakan curam di daerah Selo, Boyolali.
Mesin turbonya memang masih menyisakan jeda (lag), namun terhitung minim dan tidak sampai mengganggu kecekatannya.
Baca Juga: Mengapa Semua Mazda CX-60 yang Dijual Di Indonesia Harus AWD?
Torsi yang melimpah itu tak hanya terasa saat berakselerasi di tanjakan, saat cruising di kecepatan tinggi pun CX-60 mampu melakukannya dengan mudah.
Seperti saat melintas di tol Trans Jawa, mesin seolah tak pernah kehabisan nafas menyalip kendaraan kendati kecepatannya sudah tinggi.
Asyiknya, potensi performa Mazda CX-60 ditopang oleh sasis yang kapabel untuk bermanuver.
Sistem penggerak menggunakan gerak semua roda (AWD) yang memastikan traksi terbagi rata.
Lalu suspensi depan, karena mesin 6 silinder segaris diposisikan membujur (longitudinal), maka terdapat cukup ruang untuk meletakkan arsitektur double wishbone yang terkenal stabil untuk bermanuver ekstrem.
Baca Juga: Ada yang Aneh Di Ruang Mesin Mazda CX-60, Kok Kapnya Rangkap?
Sedangkan suspensi belakang, menggunakan format multi link yang efektif menjaga traksi roda tetap baik di kecepatan berapa pun.
Hasilnya, mengemudikan Mazda CX-60 adalah pengalaman impresif terutama buat mereka yang suka menyetir.
Mesin kencang, responsif, dan didukung oleh sasis yang support untuk menghasilkan karakter mobil cekatan.
Catatannya, karena orientasi suspensi yang sporti, maka tak heran jika profil suspensinya bukan yang paling lembut untuk mobil di harga Rp 1 miliar lebih.
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR