GridOto.com - Mario Aji mengalami dua sesi latihan pertama yang kurang maksimal saat lakoni Moto3 Jepang 2023.
Menjadi juru kunci di sesi FP1, Mario Aji (Honda Team Asia) berhasil melaju lebih cepat di sesi FP2 Moto3 Jepang 2023 yang digelar pada Jumat (29/9) siang tadi.
Sayangnya waktu 1 menit 59,131 yang dicetak Mario Aji pada akhir FP2 Moto3 Jepang 2023, hanya mampu membawanya ke P24.
Pembalap asal Magetan, Jawa Timur tersebut mengatakan kalau tikungan hairpin yang banyak terdapat di sirkuit Motegi menjadi salah satu kesulitan utama untuknya.
"Saya tidak bisa mengatur grip belakang saat menarik gas, dan saya tidak membuka gas lebih awal," ucap Mario dalam siaran resmi Honda Team Asia, Jumat (29/9/2023).
"Feeling saya jauh membaik dari FP1 ke FP2, tapi riding dengan kondisi (setting) seperti ini masih terlalu sulit untuk saya," tambahnya.
Lulusan akademi Astra Honda Racing School 2016 itu mengatakan, ia dan tim akan mempelajari data yang mereka dapatkan hari ini.
Tujuannya untuk meminimalisir masalah grip yang diderita Mario, agar waktu yang dicapai bisa lebih maksimal saat sesi kualifikasi pada Sabtu (29/9) besok.
Baca Juga: Mario Aji Sedikit Membaik di FP2 Moto3 Jepang 2023, Jaume Masia Gantian Jadi Pembalap Tercepat
"Kami akan mengubah beberapa hal dari sisi teknis dan dari sisi berkendara saya sendiri," ucap Mario.
"Lagi-lagi saya tidak bisa mencetak lap time yang ideal, tapi kami optimis bisa menyelesaikan masalah ini," tambahnya.
Satu hal lagi yang membuat Mario bisa sedikit tersenyum, yaitu perkiraan cuaca yang memprediksi kalau sirkuit Motegi akan disiram hujan esok hari.
Memang, hal tersebut memastikan kalau ia tidak akan bisa memperbaiki waktu di sesi FP3 dan harus melewati babak Q1 kualifikasi Moto3 Jepang 2023.
Tapi kalau hujan tersebut berlanjut atau turun pada sesi kualifikasi, bukan tidak mungkin Mario bisa mendulang hasil yang lebih baik.
Mengingat status Mario sebagai 'spesialis' hujan, dan beberapa raihan terbaik selama karier Moto3 miliknya dicapai Mario dalam kondisi basah.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR