GridOto.com - Jangan sampai salah beli jika sedang mencari motor bekas, berikut ciri motor matic bekas tabrakan yang bisa kalian rasakan tanpa harus bongkar bodi.
Motor bekas tabrakan biasanya punya ciri yang gampang diketahui, terutama saat motor dikendarai.
Meskipun rangka motor matic bekas tabrakan parah bisa diluruskan kembali, tetap ada ciri-ciri yang bisa kalian ketahui.
Biar enggak salah beli motor matic bekas, mekanik bengkel Kusuma Press berikut ini kasih tahu ciri-ciri motor matic bekas tabrakan yang rangkanya sudah pernah dipress.
Baca Juga: Pedagang Motor Bekas Stop Stok Motor Honda Dengan Rangka eSAF
Motor matic bekas tabrakan yang rangkanya sudah dipress ulang bisa dirasakan ketika motor dipakai jalan.
"Motor matic bekas tabrakan yang rangkanya sudah dipress itu kalau dipakai riding biasanya tidak normal," ucap Abdul Rahman mekanik Kusuma Press kepada GridOto.
Sebab ada beberapa bagian rangka motor yang kalau dipress enggak bisa 100 persen kembali normal.
"Misalnya untuk rangka bagian tengah seperti pijakan kaki, kalau sudah cacat atau naik sebelah kemudian dipress, enggak bisa kembali normal," jelas Rahman.
Baca Juga: Viral Isu eSAF, TikToker Indonesia Bikin Video Ketok Rangka Skutik Honda di Jepang
Selain itu, pada bagian kemudi juga susah diam dan stabil saat motor dikendarai.
"Pasti kalau dipakai jalan ada rasa seperti ngebuang," tambahnya.
Saat motor terasa ngebuang, umumnya secara reflek bikers akan menahannya.
"Karena sering menahan motor biar enggak ngebuang sering kali membuat area tangan jadi pegal," jelas Rahman.
Baca Juga: Skutik Retro Honda Non-eSAF Ini Dijual Rp 17 Jutaan, Iritnya Tembus 43 Km/Liter
"Kemudian kalau lepas tangan, motor matic bekas tabrakan enggak bisa stabil," tutupnya saat ditemui di Jalan K.H.M Yusuf Raya No.98, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Nah, itu tadi ciri-ciri motor matic bekas tabrakan yang bisa kalian rasakan.
Jadi saat mau membeli motor bekas usahakan untuk mencoba dipakai jalan dulu motor yang jadi incaran.
Pastikan motor incaran kalian tidak memiliki ciri seperti tadi karena akan sulit untuk diperbaiki hingga normal kembali.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR