GridOto - Royal Enfield Super Meteor 650 yang baru saja diluncurkan mengusung tampilan ala cruiser klasik dengan segudang fitur.
Sayang nih kalau tidak kita simak dengan detail! Bahasan pertama seputar desainnya, secara garis besar Super Meteor 650 mengambil bentuk cruiser Meteor 350 yang lebih dahulu hadir.
Tangki besar mendominasi dengan posisi jok rendah mengikuti bentuk rangka Super Meteor yang merendah dari depan ke belakang.
Meski secara garis besar wujudnya mirip Meteor 350, menurut Anindya Dwiasti, Marketing Head Royal Enfield, Super Meteor didesain secara fresh dari awal. Tidak sekedar menjejalkan mesin 2 silinder 650 cc ke rangka Meteor 350.
"Benar-benar baru, untuk rangkanya dan segala macam berbeda dengan 'adiknya'," jelasnya ketika ditemui di GIIAS 2023.
Ngomongin mesin, Super Meteor 650 dibekali oleh dapur pacu 648 cc 2 silinder segaris, berpendingin udara dan oil cooler berpenampang besar.
Menghasilkan tenaga maksimal 46,3 dk pada 7.250 rpm, dan torsi 52,3 Nm pada 5.650 rpm, tenaga disalurkan ke roda belakang melalui rantai via transmisi manual 6 percepatan.
Baca Juga: Royal Enfield Rilis Super Meteor 650 di GIIAS, Harga Rp 240 jutaan!
Super Meteor 650 menggunakan panel instrumen kombinasi analog dan layar digital. Spidometer menggunakan analog dengan layar LCD mungil menampilkan fuelmeter, jam, gear position indicator, odometer, tripmeter A & B serta ECO indikator.
Di bawahnya terdapat indikator lampu-lampu, aki, ABS, MIL, netral dan oli mesin.
Lucunya Super Meteor 650 tidak dilengkapi dengan takometer, sehingga harus menerka-nerka saat untuk mengganti gigi.
Di sebelah panel instrumen utama terdapat layar bulat kecil untuk aplikasi Tripper, sebuah fitur navigasi dari Royal Enfield.
Dapat dihubungkan ke smartphone via sambungan Bluetooth, dan menampilkan panduan navigasi turn-by-turn.
Geser ke setang di sebelah kanan ada sakelar lampu hazard dan kenop model putar untuk engine cut-off serta start yang menjadi satu. Di sebelah kiri ada tombol klakson, sein dan kenop putar untuk lampu jauh-dekat serta pass.
Baca Juga: Motor Besar Honda Lengkapi Line Up Motor Honda Di GIIAS 2023
Di bagian belakang sakelar terdapat tombol 'i' untuk mengganti tampilan informasi di layar LCD panel instrumen.
Super Meteor mengusung suspensi depan upside down dengan diameter as 43mm dan jarak main 120mm.
Menariknya sok depan upside down ini pakai vendor dari Showa yang lebih sering dipakai pabrikan Jepang.
Sedangkan sok belakang pakai sokbreker kembar dengan travel 101mm travel dan preload yang dapat disetel.
Pelek depan pakai ukuran 19 inci dengan 10 palang, paduan dari 5 palang tebal dan 5 palang tipis, dibalut oleh karet bundar 100/90-19 M/C 57H tubeless.
Pelek belakang pakai ukuran lebih kecil, 16 inci dengan ban 150/80-16 M/C 71H tubeless. Kedua sisi usung ban lansiran CEAT asal India.
Lanjut ke pengereman, rem depan pakai cakram tunggal 320mm dengan kaliper Bybre dua piston.
Baca Juga: Harley-Davidson Luncurkan Motor Adventure dan Chopper di GIIAS 2023
Rem belakang menggunakan cakram berdiameter 300 mm masih dengan kaliper Bybre 2 piston.
Kedua rem sudah mengusung fitur ABS (Anti-lock Braking System), alias ABS 2 channel.
Sistem penerangan sudah pakai LED di semua lampu, mulai dari headlamp, sein dan stoplamp.
Super Meteor 650 dibekali beragam aksesoris, salah satunya windshield besar yang menunjang kegiatan cruising jarak jauh. Dilihat dari dekat, dudukan windshield dan finishingnya paten serta terasa mahal.
Total terdapat 28 jenis aksesoris resmi dengan dua tema, Grand Tourer dan Solo Tourer.
Baca Juga: ION Mobility Mejeng di GIIAS 2023, M1-S Siap Masuk Produksi Massal
Super Meteor ditawarkan dalam tiga varian untuk pasar Indonesia, Astral, Interstellar dan Celestial.
Masing-masing varian memiliki warna dan harga berbeda, varian Astra ada Blue dan Black dengan banderol Rp 242,3 juta.
Varian Interstellar hanya satu warna, Green dengan harga Rp 245,6 juta, sedangkan Celestial ada dua warna, Blue dan Red seharga Rp 249 juta.
Semua harga on the road DKI Jakarta, dan untuk pembelian saat ini harus inden selama 2 bulan.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR