GridOto.com - Sejumlah pihak yang dipimpin Dorna Sports dan FIM, sedang merancang pemberian hak konsesi untuk Honda dan Yamaha.
Rencana pemberian hak konsesi ini dibuat agar Honda dan Yamaha mampu mengejar ketertinggalan mereka dari rival-rival Eropa, yang kini bertarung di papan atas MotoGP.
Pabrikan KTM bisa dikatakan yang paling keras menolak usulan pemberian hak konsesi Honda dan Yamaha ini, karena beberapa alasan.
Mereka menilai dua raksasa Jepang tersebut tidak layak mendapat konsesi, lantaran mereka belum lama ini bisa jadi juara.
Secara kriteria, mereka juga tidak bisa mendapat konsesi jika mengacu aturan konsesi terakhir yang didapat KTM dan Aprilia.
"Kami tidak akan mendukung proposal ini. Ada alasan kenapa begitu. Yamaha adalah juara dua di 2020 dan 2022, dan menjadi juara di 2021," ujar bos KTM Motorsport, Pit Beirer, dilansir GridOto.com dari Speedweek.
"Honda pun juga sudah mendapat banyak poin konsesi 1,5 tahun terkhir, dengan podium Marc Marquez dan Pol Espargaro, serta kemenangan Alex Rins dan itu sudah tidak masuk ke kriteria mendapat konsesi," jelasnya.
Beirer juga membandingkan situasi lama Ducati, yang dulu sempat tidak menang cukup lama setelah era Casey Stoner.
Kala itu mereka juga tidak membutuhkan konsesi, meski sempat turun ke Open Class hampir sedekade lalu.
Baca Juga: Marc Marquez Sengaja Memilih Jadi Musuh Valentino Rossi, Ogah Munafik Kayak Pembalap Lain
"Lalu bagaimana kata pabrikan yang butuh waktu lama untuk bertarung menuju papan atas. Berapa lama Ducati menderita untuk menuju puncak setelah 2007?," ujar Beirer.
"Kami dan Aprilia juga bertarung. Bukan karena Yamaha tidak menang tahun ini maka mereka harus mendapat konsesi," jelasnya.
Di sisi lain Sporting Director Ducati Paolo Ciabatti, menyikapi usulan konsesi ini dengan lebih terbuka.
Ciabatti menilai jika benar ada konsesi, maka tidak bisa serupa dengan yang diterima Aprilia atau KTM yang hadir sebagai pabrikan baru.
"Konsesi sekarang dibuat di waktu berbeda dan situasi berbeda dengan tiga pendatang baru. Kami akan melihat proposalnya. Tapi kau harus memikirkan semua dengan hati-hati, soal bagaimana penerapan konsesi teknisnya," sambungnya.
"Karena konsesi harus bagus untuk satu pekerjaan dan bagus juga untuk masa depan," jelas pria Italia ini.
Namun ia menegaskan, Ducati akan menolak jika konsesinya dibuat terlalu dipaksakan dan tidak fair ke peserta lainnya.
Sedangkan Massimo Rivola, awalnya merasa aneh melihat Aprilia harus membantu pabrikan Jepang yang lebih besar dari mereka.
"Aneh bahwa pabrikan kecil sekarang harus membantu raksasa Jepang. Tapi pada saat yang sama, ini bukti bahwa kami sudah bekerja dengan baik," ujar Rivola.
Baca Juga: Crash Horror Terjadi di Kelas ASB1000 ARRC Mandalika 2023, Kepala Pembalap Jepang Terlindas
Namun Aprilia tidak masalah asal aturan konsesi ini adil dan membuat MotoGP semakin seru dan menarik minat penggemar.
"Aku terbuka berdiskusi asal seluruh grid kompak dan kompetisi seimbang. Ketika ditanya untuk membantu pabrikan yang kesulitan, aku terbuka untuk negosiasi," sambungnya.
"Itu karena bisa saja suatu hari Aprilia akan menjadi pabrikan yang mendapat masalah di masa depan," jelasnya.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Crash.net,Speedweek.com |
KOMENTAR