GridOto.com - Tidak ada yang memungkiri kalau performa para pabrikan Jepang masih jauh di bawah ekspektasi pada MotoGP 2023 ini.
Di atas kertas, Honda masih sedikit lebih baik dari Yamaha karena masih bisa mencetak kemenangan lewat Alex Rins pada MotoGP Amerika 2023 lalu.
Meskipun secara keseluruhan, baik Honda maupun Yamaha masih jauh tertinggal dibandingkan para pabrikan Eropa musim ini.
Menanggapi hal tersebut, Fabio Quartararo pun memberikan satu perbedaan besar antara Yamaha dengan para pabrikan Eropa yang bisa jadi merupakan alasan terbesar ketertinggalan mereka.
"Motor kami masih bentukannya masih seperti motor, sementara motor mereka bentuknya sudah bukan seperti motor lagi," ucap Quartararo dikutip dari Speedweek.com, Rabu (9/8/2023).
Meskipun tidak berbicara spesifik, tidak sulit menebak kalau hal yang dimaksud Quartararo adalah semua perangkat aerodinamika yang ada pada motor-motor MotoGP Eropa.
Dibandingkan Aprilia, KTM, apalagi Ducati, Honda dan Yamaha memang bisa dibilang jauh tertinggal soal pengembangan aerodinamika.
Hanya saja, Quartararo mengatakan kalau mereka tidak bisa sembarangan memasang perangkat aerodinamika yang ekstrem pada motor mereka.
Setidaknya, sebelum Yamaha bisa memproduksi mesin yang lebih bertenaga lagi untuk motor MotoGP mereka.
"Top speed kami memang hanya tertinggal 10 km/jam, tapi mereka menggunakan part aerodinamika yang sangat banyak," ucap Juara Dunia MotoGP 2021 itu.
"Kalau kami menggunakan jumlah aero yang sama, top speed kami bisa jadi tertinggal 15 km/jam, yang artinya mesin kami lambat," tambahnya.
Dengan mesin yang bertenaga, Quartararo percaya mereka bisa lebih leluasa melakukan pengembangan lainnya pada motor mereka.
Apalagi pengembangan mesin hanya bisa dilakukan di antara musim balap saja, sehingga mendesain mesin yang tepat adalah hal yang menurutnya harus diprioritaskan.
"Jadi kalau anda mau pasang aeor yang banyak atau sedikit, atau sasis dan sistem knalpot yang berbeda, semuanya bisa dilakukan lebih bebas saat musim balap berjalan," ucap Quartararo.
"Tapi mesin adalah hal pertama yang harus kami benahi agar bisa bertaring di papan atas lagi," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR