GridOto.com - Empat modifikasi Suzuki Jimny terbaik tiap generasi versi GridOto.
Generasi pertama diproduksi dalam rentang tahun 1970 hingga 1981 yang dikenal dengan Suzuki Jimny LJ10 atau di Indonesia populer dengan nama Jimny Jangkrik.
Generasi kedua lahir pada 1981 hingga 1998 dan termasuk yang paling ikonik hingga saat karena memiliki berbagai varian unik di tiap negara di dunia. Di Indonesia, Suzuki Jimny generasi kedua ini dikenal dengan Suzuki Katana.
Sementara generasi ketiga saat ini masih menjadi Suzuki Jimny yang memiliki jangka waktu produksi paling panjang yakni sejak 1998 sampai 2018.
Lalu terakhir ada Suzuki Jimny JB74 yang saat ini masih diproduksi sejak generasi ketiga discontinue pada 2018.
Kali ini GridOto telah mengkurasi empat modifikasi Suzuki Jimny terkeren yang pernah diliput, berikut penampakannya.
1. Suzuki Jimny LJ10 / Jimny Jangkrik (Gen1)
Baca Juga: Suzuki Jimny JB43 Cuma 88 Unit Di Indonesia, Kilometernya Masih Segini
Kata pertama yang bisa mewakili saat melihat langsung mobil ini adalah terkesima.
Suzuki Jimny Jangkrik milik Adhi Yuliawan dan adiknya Adha benar-benar melawan arus dari karakter SUV compact yang dominan dipakai off-road.
Mereka malah merombak total dan melawan anggapan publik bahwa Suzuki Jimny Jangkrik juga bisa bergaya City Slicker.
"Konsepnya sempet macam-macam sih. Dulu sempet ke rally look gitu ala-ala pakai foglamp gede di depan. Sekarang kayanya lebih cocok ke city slicker gitu," terang Adha.
Kaki-kaki dibikin ceper yang bahkan tingginya masih lebih pendek dari tinggi rata-rata orang dewasa Indonesia yakni 170 cm. Benar-benar kreatif!
2. Suzuki Jimny / Suzuki Katana (Gen2)
jnyBaca Juga: Suzuki Jimny JB43 Pakai Lampu Merah Merona Plus Roofrack Impor
Nama Beberes Garasi tentu tak asing lagi di telinga penggemar Suzuki Jimny dan kali ini ada karyanya yang benar-benar memikat mata, yaitu Suzuki Katana yang dikonversi menjadi JA22 look.
Sangat banyak keistimewaan, mulai dari tampialn luar sampai perubahan powertrain di mobil ini.
Bagian bonnet kini berubah total, atap jadi trepes, bahkan hingga pintu dan kaca spion pun masuk menu modifikasi.
Dan yang paling istimewa tentu saja transmisinya yang juga dikonversi menjadi transmisi otomatis dengan mencomot komponen asli Jimny JB32 dengan mesin berkode G13BB full injection.
"Kalau JA22 yang asli itu kan mesinnya turbo 660 cc. Yang dikonversi ini pakai mesin 1.300 cc. Terus transmisinya berubah sekarang jadi otomatis, di Katana itu kan manual ya, nah sekarang berubah total ," ungkap Andrie Nuandra pemilik Beberes Garasi.
3. Suzuki Jimny JB43 (Gen3)
Baca Juga: Interior Suzuki Jimny JB43 Kondisinya Mulus Dan Ditambah Part OEM
Banyak pecinta Suzuki Jimny yang bilang bahwa generasi ke-3 adalah yang paling istimewa, terlihat dari rentang waktu produksinya adalah yang paling lama dengan durasi mencapai 20 tahun.
Tak terkecuali Suzuki Jimny JB43 milik Edwin yang juga didekorasi ulang tampilannya oleh Beberes Garasi.
"Saya part tapi ini kumpulin sendiri sejak hampir punya mobil ini, kumpulin pelan-pelan sampai semuanya sudah terkumpul baru deh pasang di 2023. Padahal saya punya dari 2019 hahaha..," gelak Edwin menjelaskan.
Mulai dari pelek istimewa khusus untuk Suzuki Jimny yang berasal dari Italia bernama High Peak J-01 dan dibalut ban Toyo Open Country.
Aksesori lain yang menonjol adalah roof rack dan lampu sorot impor.
4. Suzuki Jimny JB74 (Gen4)
Baca Juga: Suzuki Jimny JB43 Cuma 88 Unit Di Indonesia, Kilometernya Masih Segini
Jika disandingkan dengan Suzuki Jimny JB74 asli tentu makin membuat kita sadar perubahan signifikan yang dialami mobil ini.
Bukan cuma body kit tapi styling kit, ini artinya komponen eksterior yang menempel tak hanya bumper tapi nyaris meliputi semua sisi di eksterior.
Styling kit yang dipakai adalah lansiran DAMD dengan sebutan Little B (DAMD Little B).
Perubahannya dari DAMD Little B ini meliputi bumper, grill, lampu, side marker, dan cover spare tyre di buritan.
Itu baru di eksterior, efek DAMD Little B ini tak hanya pada bodi tapi juga pada pelek yang gayanya benar-benar jadul namun sangat keren di mata.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR