GridOto.com - Mana yang lebih dulu harus dikerjakan, pasang part modifikasi di mesin atau remap ECU?
Buat sebagian dari kalian pasti hal ini jadi pertanyaan besar saat memodifikasi mesin mobil.
Bahkan tak sedikit juga yang sudah sampai salah langkah ketika memodifikasi mesin mobil sehingga biaya jadi membengkak.
Makanya biar penggunaan part sampai biayanya bisa efisien perlu memahami urutan yang tepat.
Umumnya untuk stage 1 modifikasi mesin yang dikerjakan meliputi mengganti air filter, baik dengan open filter maupun hanya replacement filter.
Baca Juga: Segini Biaya Remap ECU Toyota Kijang Innova Diesel, Bikin Makin Ngacir
Lalu bisa mengganti busi racing, upgrage kabel grounding, meracik ulang konfigurasi exhaust system, hingga remap ECU (Engine Control Unit).
Beberapa yang sering salah kaprah adalah melakukan remap ECU lebih dulu, padahal ada dampak inefisiensi menurut pakar.
"Sebetulnya yang akan terjadi saat melakukan remap ECU lebih dulu baru ganti part modifikasi lain di mesin nantinya gak agak optimal peak performanya. Ternyata misalnya airflow yang dibutuhin mesin malah jadi gak sesuai," ucap Odi, bos ORD Exhaust sekaligus tim R&D tim balap Supernova.
Meski begitu pada prinsipnya akan ada perubahan performa yang sifatnya meningkat karena telah 'membuka' limiter.
"Dan sebetulnya tetap akan ada peningkatan power tapi tidak sempurna. Pada akhirnya justru harus remap lagi. Gampangnya, hal teknis dulu baru elektrikalnya. Entah itu cuma ganti air filter, knalpot, atau kompomen lain di mesin," sambung Odi menegaskan.
Baca Juga: Upgrade Performa Toyota Kijang Innova Diesel Bisa Mulai Dari Part Ini
Lantas inefisiensi yang terjadi bukan hanya pada performa mesin, namun bisa terjadi juga pada pembiayaan.
"Artinya kan nanti bakal keluarin biaya lagi untuk remap. Setting airflow harus disesuaikan ulang setelah ada upgrade sana-sini di mesin. Kalau gak dioptimalin pakai remap malah sayang juga kan part modif yang sudah dibeli," ucapnya menukas.
Tentu hal ini tak hanya berlaku pada modifikasi mesin di stage 1, tentunya berlaku juga pada stage 2 dan stage 3 yang sifatnya jauh lebih advanced.
Pada stage 2 umumnya yang dikerjakan adalah instalasi piggyback untuk mendongkrak tenaga dan napas mesin agar lebih panjang. Bisa juga sampai melakukan porting polished.
Sementara di stage 3 tentunya jauh lebih advanced, misalnya saja mencangkok turbocharger maupun supercharger, mengganti internal mesin dengan versi lebih kuat, hingga melakukan engine swap.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR