GridOto.com - Bearing atau laher kruk as Yamaha NMAX sudah ada gejala untuk diganti?
Berikut biaya perbaikan bearing kruk as Yamaha NMAX di bengkel spesialis.
Seiring bertambahnya umur motor, part slow moving di dalamnya juga akan mengalami keausan dan minta diganti.
Begitu juga bearing kruk as Yamaha NMAX yang usia pakainya sudah lebih dari 5 tahun ada yang mulai minta diganti.
Baca Juga: Sering Telat Ganti Oli Mesin Bisa Bikin Metal Duduk Aus, Kok Bisa?
"Untuk perbaikannya ada dua cara. Pertama bisa ganti satu set kruk as Yamaha NMAX yang sudah termasuk dengan setang seher dan juga laher kruk as (bearingnya)," jelas Abib, Service Advisor Yoga Motoshop (YMS) kepada GridOto.
"Atau Bisa juga ganti lahernya kruk asnya saja tapi harus di bengkel bubut," tambahnya saat ditemui beberapa waktu yang lalu (05/23).
Namun Abib lebih menyarankan untuk ganti satu set kruk as Yamaha NMAX yang sudah lengkap dengan setang piston dan bearing kruk as, kenapa ?
"Kalau dihitung-hitung sama saja biayanya dengan ganti bearing kruk asnya saja di bengkel bubut," saran Abib.
Baca Juga: Tips Perbaikan Motor Bekas, Begini Ciri Kruk As Motor Bermasalah
Menurut Abib, part bikinan pabrik umumnya lebih presisi dan risiko kruk as tidak center juga lebih kecil.
Kata Abib, satu set kruk as Yamaha NMAX lengkap dengan setang piston dan bearing kruk as dibanderol Rp 1 jutaan.
"Kemudian untuk jasa bongkar pasang mesinnya Rp 650 ribuan," kata Abib.
"Untuk packing set mesin Yamaha NMAX sekitar Rp 200 ribuan," tambahnya.
Baca Juga: Drat Pulley Depan Motor Matic Rusak? Enggak Perlu Ganti Kruk As Sob!
Pengerjaan ganti bearing kruk as Yamaha NMAX di bengkel spesialis ternyata enggak memakan waktu yang lama.
"Jika tidak ada antrian servis dan partnya tersedia, estimasi 2 hari mesinnya sudah bisa nyala," tutupnya saat ditemui di Jalan Bulak Ringin Raya No.88A, Cibubur, Jakarta Timur.
Jadi, kalau bearing kruk as Yamaha NMAX kalian rusak siapkan dana Rp 1,8 jutaan sampai Rp 2 jutaan.
Harga jada tersebut tentunya berbeda-beda pada setiap bengkel.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR