GridOto.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan jalan perbatasan di beberapa kawasan Indonesia.
Salah satunya yaitu pembangunan jalan perbatasan Papua sebagai upaya memperkuat teritorial perbatasan dengan Papua Nugini sepanjang 1.098,33 km.
"Jaringan jalan perbatasan ini merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI dengan fungsi sebagai pertahanan dan kemanan negara," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan, Jumat (31/03/2023).
Basuki menambahkan, tantangan dalam pembangunan jalan perbatasan di Papua adalah gangguan keamanan, kondisi alam yang masih berupa hutan, pegunungan, serta cuaca.
Di samping itu, keterbatasan material konstruksi serta akses ke lokasi juga sulit dicapai, sehingga logistik dan tenaga kerja sulit didapat.
"Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap mengingat medan yang dilalui sangat berat karena harus melintasi pegunungan terjal, menembus hutan yang sangat sulit untuk para pekerja konstruksi dan mobilisasi alat kerja," tambah Basuki.
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan, Pembangunan Jalan Perbatasan Papua terbagi menjadi 3 segmen, mulai dari Segmen 1 Jayapura–Arso–Waris-Yeti dengan panjang 127,56 km.
Kemudian Segmen 2 Yeti–Ubrub–Oksibil sepanjang 302,36 km, dan Segmen 3 Oksibil–Tanah Merah–Muting–Merauke sepanjang 668,41 km.
"Saat ini, progress fisik pembangunan Segmen 1 Jayapura-Arso-Waris-Yeti telah mencapai 100 persen. Sementara, Segmen 2 Yeti-Ubrub-Oksibil telah mencapai 49,10 persen," ungkap Hedy.
"Untuk Segmen 3 Oksibil-Tanah Merah-Muting-Merauke telah mencapai 87,02 persen. Sehingga total jalan perbatasan di Papua yang sudah terbangun sepanjang 944,44 km," sambungnya.
Pelaksanaan pembangunan jalan perbatasan Papua pada Segmen 1-3 dari periode tahun 2015-2022 dengan anggaran sebesar Rp 1,283 triliun.
Adapun jalan perbatasan ini ditargetkan penyelesaian pembangunan secara bertahap dengan target kondisi jalan pada akhir 2024.
Kehadiran jalan perbatasan dan akses menuju perbatasan diharapkan dapat membuka keterisolasian wilayah yang sangat membantu masyarakat di daerah perbatasan.
Dengan terbangunnya infrastruktur jalan, kebutuhan pokok akan dapat diperoleh dengan lebih mudah dan murah, sehingga mengurangi kesenjangan antar wilayah di Indonesia.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR