GridOto.com - PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengaku sukses mendongkrak harga jual kembali mobil-mobil mereka, khususunya di sektor niaga.
Hal tersebut berkat strategi 'Double Striker' atau Ujung Tombak Ganda yang diterapkan jenama asal Jepang tersebut selama beberapa tahun terakhir.
Moses G. Kosasih selaku Deputy Business Operation Division Head IAMI menjelaskan bahwa dalam konsep Double Striker, divisi Sales dan Aftersales maju bersama-sama ketika melakukan pendekatan pada calon konsumen.
Tujuannya agar tidak ada ketimpangan atau miskomunikasi antara kedua divisi mengenai kebutuhan sang konsumen.
“Divisi aftersales kami kasih masukan apakah kami mampu, mampu dengan catatan, atau tidak mampu (memenuhi kebutuhan konsumen)," ucap Moses dalam Isuzu Media Workshop di sela-sela GJAW 2023 pada Selasa (14/3/2023).
"Kalau tidak mampu, kami memilih untuk tidak masuk karena berdampak ke citra merek dan harga jual kembali mobil kami,” tambahnya.
Keikutsertaan divisi aftersales dalam proses pendekatan konsumen menjadi penting bagi Isuzu, mengingat layanan purnajual merupakan hal yang paling krusial bagi para pelaku industri niaga.
Karena pola penggunaan mobil niaga yang jauh lebih sering dipakai dan dalam jangka waktu yang jauh lebih lama ketimbang mobil penumpang.
Sehingga pelayanan aftersales yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran bisnis konsumen.
Baca Juga: Beratnya Kerja Truk Isuzu di Area Pertambangan, Kursi Sopir Tidak Boleh Sampai Dingin
“Misalnya, di tambang mungkin dipakai tiga tahun, tapi di logistik mobil itu bisa dipakai 10-15 tahun," ucap Moses.
"Dipakainya jauh lebih lama daripada proses pembeliannya, dan itu merupakan titik krusial Isuzu akan dipercaya konsumen ke depannya atau tidak,” sambungnya.
Semenjak diterapkan pada 2018 silam, Moses mengklaim bahwa strategi Double Striker tersebut sukses mendongkrak kepuasan konsumen dan harga jual kembali mobil-mobil niaga Isuzu.
Ia menjabarkan bahwa di beberapa kota di mana Isuzu mempunyai penjualan yang baik, harga jual mobil bekas mereka hanya 10 juta di bawah kompetitor.
Jauh lebih baik dibandingkan pada 2015 atau 2016 lalu, di mana nilai jual mobil-mobil bekas Isuzu bisa Rp100 juta lebih murah dari kompetitor.
“Tipe-tipe kendaraan pertambangan yang dulu Rp150 juta di bawah kalau sekarang mungkin tinggal Rp30 juta,” ungkap Moses.
“Di kota-kota seperti Yogyakarta, Solo di mana kami nomor satu untuk Isuzu Elf dan Traga, harga jual kembali kami bahkan sudah lebih tinggi dibandingkan kompetitor,” tutupnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR