GridOto.com - Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) memboyong sebanyak tujuh unit mobil listrik Toyota bZ4X sebagai kendaraan operasionalnya.
Adapun Kemenko Marves menggunakan
program Kinto One dalam kepemilikan
Toyota bZ4X sebagai kendaraan operasional.
Kinto One sendiri merupakan layanan berlangganan mobil baru Toyota yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas tanpa perlu memikirkan perawatan kendaraan yang digunakannya (hassle-free).
Budi Setiawan, Marketing and Sales Director PT Toyota Astra Financial Services (TAF) mengatakan, pihaknya mendukung program mobility ramah lingkungan termasuk dengan pemerintahan melalui bZ4X dan mobil ramah lingkungan lainnya dari Toyota Indonesia.
"Pada kesempatan ini Toyota bZ4X dipakai sebagai kendaraan operasional
Kemenko Marves, semoga menjadi angin segar bagi pertumbuhan industri dan ekosistem kendaraan berbasis listrik di Indonesia," ujar Budi dalam keterangan resmi yang diterima GridOto.com, Senin (6/3/2023).
Paket berlangganan Kinto One sendiri berdurasi mulai 12 hingga 60 bulan dan sudah meliputi layanan full service.
Di antaranya biaya service berkala, perpanjangan pajak dan STNK, asuransi, emergency roadside assistance, serta penggantian aki dan ban.
Bicara soal biaya, konsumen Kinto One dapat mengendarai Toyota bZ4X layaknya memakai kendaraan pribadi dengan berlangganan mulai dari Rp 20 juta per bulan.
Keunggulan lainnya, Toyota bZ4X sudah dilengkapi dengan layanan purnajual terbaru Toyota yaitu T-CARE.
Baca Juga: Ratusan Konsumen Berlangganan Kinto One, Toyota Avanza Hingga Fortuner Laris Disewa
T-CARE merupakan program gratis biaya servis (jasa dan suku cadang) hingga servis berkala ketujuh maksimal tiga tahun atau 60.000 kilometer mana yang lebih dulu.
Selain itu, ada tambahan benefit berupa extended warranty atau perpanjangan garansi satu tahun atau 20.000 km, jika pelanggan rutin melakukan servis tepat waktu sesuai rekomendasi TAM.
Sebagai bukti kualitas, baterai Toyota bZ4X digaransi selama delapan tahun atau 160.000 km, mana yang tercapai lebih dahulu.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR