GridOto.com - Setelah menjauhnya sang Presiden, Mohammed Ben Sulayem, FIA memberikan klarifikasi soal aturan larangan pernyataan politik di F1 2023.
Sebagaimana diketahui, FIA dan Ben Sulayem sempat bikin geger dengan mengeluarkan aturan agar pembalap membatasi pernyataan politik lewat platform apapun.
Para pembalap bisa dikenai sanksi, apabila mengeluarkan statemen sensitif tanpa meminta izin dari FIA terlebih dahulu.
Hal itu lantas membuat pembalap F1 geram, karena merasa kebebasan bersuara sudah dihapus oleh federasi.
Untuk itulah FIA akhirnya mengeluarkan dokumen baru kepada setiap tim, soal klarifikasi aturan baru tersebut pada Jumat (17/2/2023) kemarin.
Dokumen tersebut berjudul 'Guidance on the Principle of Neutrality' yang artinya Pedoman Prinsip Netralitas.
Dalam dokumen tersebut, FIA tidak mencabut aturan soal diaturnya pernyataan politik pembalap, namun ada beberapa penjelasan lebih detail dari sebelumnya.
Mereka menegaskan kembali bahwa saat berkunjung di akhir pekan balpaan, fokus pembalap dan semua orang adalah soal motorsport dan performa antara tim dan pembalap.
"Seharusnya bukan digunakan sebagai platform untuk advokasi individual. Panduan ini juga menghalangi peserta untuk tidak dibawa ke posisi publik tentang permasalahan domestik dan internasional, di mana mereka sebaiknya tidak ikut campur," demikian bunyi pengumumannya.
Baca Juga: Mantan Bos Tim Ferrari Mattia Binotto Tidak Mengakui Mobil SF-23 Miliknya
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | f1i.com |
KOMENTAR