GridOto.com - Warga yang tinggal di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengajukan protes terkait terowongan yang ada di bawah Jalan Tol Yogyakarta-Solo.
Pasalnya, terowongan yang ada di bawah konstruksi Jalan Tol Yogyakarta-Solo ini tidak bisa dilewati oleh armada bus.
Alhasil, warga pun melayangkan protes dengan memasang spanduk di bagian atas terowongan bawah Jalan Tol Yogyakarta-Solo tersebut.
Salah satu warga bernama Yatin (84) mengaku tak tahu persis kapan spanduk itu dipasang.
Mengingat ia sudah mendapati ada spanduk ini, ketika dirinya keluar dari rumah.
"Siapa yang pasang juga enggak tahu, tapi itu memang bentuk protesnya warga," ucap Yatin, dikutip dari Tribunjogja.com, Selasa (14/02/2023).
Sementara Ketua RT01, Dukuh Gridih, Desa Kahuman bernama Syukron Habibi menyebutkan pemasangan spanduk itu dilakukan oleh sejumlah warga.
Warga sempat dibuat kebingungan, karena banyak kegiatan yang membutuhkan armada bus, tapi terowongannya tidak bisa dilewati bus.
"Dari warga sebenarnya kondusif dan ini sebagai bentuk aspirasi saja, pembangunan terowongannya terlalu rendah dan bus tidak bisa lewat," kata Syukron.
Baca Juga: Terdampak Proyek Tol Yogyakarta-Solo, 51 Ruas Jalan di Klaten Rusak Parah
Sedihnya lagi, terowongan tadi dibangun di jalan utama desa yang menghubungkan Desa Kahuman, Polanharjo dengan Desa Sribit, Delanggu.
Alhasil warga harus turun di terminal terlebih dahulu, lalu melanjutkan perjalanannya menggunakan bus lain.
Secara terpisah Kepala Desa Kahuman, Ida Andung Prihatin menuturkan dirinya sudah melakukan koordinasi dengan pengelola jalan tol.
Nantinya hasil dari koordinasi tadi dilanjutkan ke pimpinan proyek, agar segera ditindaklanjuti.
"Permintaan dari warga mau dilanjutkan ke pimpinan dulu, kami belum tahu hasilnya seperti apa, tapi warga mintanya solusi karena kalau dibongkar jelas tidak mungkin, atau malah nanti dibikinkan jalan baru ya kami belum tahu," ujar Ida.
Kemudian Humas PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM), Muhammad Izzi sudah memastikan kalau terowongan di Desa Kahuman memang masuk dalam kelas jalan desa.
Tapi ia juga berpendapat, kalau jalan desa sebetulnya tidak diperuntukkan untuk dilewati kendaraan besar.
Sehingga kendaraan besar bisa dialihkan melalui jalan kabupaten, jalan provinsi atau jalan nasional terdekat.
"Sebelum box tunnel atau terowongan dibangun, sudah dilakukan kegiatan perencanaan," ucap Izzi.
Baca Juga: Pemilik Lahan Tak Setujui Nilainya, UGR Delapan Lahan Tol Yogyakarta-Solo Dititipkan ke Pengadilan
Tentunya saat perencanaan dan pembuatan desain, JMM sudah melakukan sosialisasi dari tinggak desa hingga kabupaten dengan hasil yakni terbitnya persetujuan dari Bupati Klaten.
Dari pembahasan tadi, diperoleh kesepakatan tentang perlintasan jalan dan air di Desa Kahuman antara PT JMM, P Adhi Karya, Tim Teknis Kabupaten Klaten, Kepala Desa Kahuman hingga Camat Polanharjo.
Sedangkan General Manager Lahan dan Utilitas JMM, Muhammad Tilawatil Amin menambahkan, dirinya masih menunggu arahan dari Direktorat Jenderal Bina Mmarga dan Kementerian PUPR.
"Mencermati Kondisi sekarang, kami menunggu arahan dari Kementerian PUPR, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Marga," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Gegara Bus Tak Bisa Lewat, Spanduk Protes Terpasang di Terowongan Tol Klaten, Ini Tanggapan JMM.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Tribunjogja.com |
KOMENTAR