GridOto.com- Penggunaan Biosolar B35 yang efektif diluncurkan 1 Februari lalu oleh berbagai kalangan ditenggarai memiliki pengaruh terhadap filter bahan bakar.
Hal ini diungkap Erick Budiman pemilik bengkel Jakarta Diesel Squad (JDS).
Menurutnya, pada Biosolar B30, idealnya jadwal penggantian filter solar sekitar 10.000 km.
"Kalau ditambah 5% lagi ada kemungkinan filter solar lebih cepat kotor, walaupun enggak signifikan," tambahnya.
Dirinya juga belum bisa memastikan berapa lama jadwal ganti filter solar jika menggunakan Biosolar B35.
Sebagai informasi, filter solar bertugas menyaring endapan bahan bakar agar tidak masuk ke injektor dan ruang bakar.
Filter solar yang kotor akan terlihat ada jelaga hitam di elemen kertasnya.
Menjawab hal ini, Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas, Ditjen Migas Kementerian ESDM memastikan Bahan Bakar Nabati pada B35 diuji komprehensif.
Beberapa aspek diuji seperti higroskopis, efek pelarutan, stabilititas oksidasi dan potensi prespitasi dan menunjukkan B35 telah lolos uji kualitas mutu.
Baca Juga: Mesin Diesel Modern Pakai Biosolar B35, Ini Dampak Yang Bisa Terjadi
"Dalam meningkatkan kualitas bahan bakar, aditif jenis cold-flow improver atau CFI yang digunakan untuk memperbaiki karakteristik bahan bakar B35", ungkap Ariana Soemanto, Kepala Lemigas.
Untuk melihat kemungkinan penyumbatan filter telah dilakukan uji dan analisis.
Analisa yang digunakan sistem filtrasi diantaranya Filter Blocking Tendency (FBT) dan Particle Sizing and Counting (Cleanliness).
Hasil pengujian yang dicatat berupa jumlah partikel pada setiap ukuran (<4 um, <6 um dan <14 um) serta kode cleanliness yang mengacu pada ISO 4406.
Kedua parameter uji digunakan sebagai evaluasi kualitas mutu bahan bakar pada kinerja sistem filtrasi dan potensi pemblokiran filter.
"Laboratorium uji Lemigas siap terus mendukung melalui layanan pengujian kualitas mutu bahan bakar dalam program pemanfaatan biodiesel," pungkas Ariana.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR