GridOto.com – Sebagai pengguna kendaraan bermotor, konsumsi bahan bakar menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, konsumsi bahan bakar berpengaruh terhadap besar atau kecilnya pengeluaran bulanan.
Oleh sebab itu, sebagian besar pengendara memutar otak untuk menghemat konsumsi bahan bakar. Tak hanya itu, penggunaan kendaraan bermotor pun berusaha memahami apa saja penyebab kendaraan menjadi boros bahan bakar.
Selain gaya berkendara, ternyata perawatan kendaraan juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros. Kurangnya perawatan pada kendaraaan, seperti telat mengganti oli, dapat menyebabkan kendaraan lebih boros bahan bakar.
Kesalahan memilih jenis oli juga berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Pasalnya, oli yang tidak sesuai akan menyebabkan mesin bisa menjadi mudah overheat, tarikan menjadi berat, dan membuat komponen mesin cepat rusak.
Baca Juga: Jangan Asal Gas, Ini 5 Tips Berkendara agar Sepeda Motor Makin Irit BBM
Beratnya tarikan mesin membuat pembakaran bahan bakar minyak (BBM) lebih banyak dari semestinya. Untuk menghindari berbagai risiko hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
- Pilih oli dengan tingkat kekentalan yang tepat
Tingkat kekentalan oli mesin menentukan kemampuan pelumas untuk mengalir pada sela-sela komponen mesin. Tingkat kekentalan mesin ditunjukkan oleh nomor Society of Automotive Engineer (SAE). Semakin besar angka SAE mengartikan pelumas yang semakin kental.
Kekentalan oli yang tepat berpengaruh terhadap performa mesin motor. Ketika oli punya kekentalan yang sesuai dengan kebutuhan mesin motor, teksturnya akan lebih stabil, baik di suhu rendah maupun tinggi.
Sedangkan huruf W (Winter) adalah parameter kekentalan oli. Misalnya, pada oli dengan kode 5w-30. Artinya, oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 5w pada suhu dingin, kemudian angka 30 berarti oli mempunyai tingkat kekentalan mencapai SAE 30 pada suhu 100 derajat celcius.
Baca Juga: Supaya Enggak Boncos, Ini Tips dan Trik Berkendara yang Bisa Bikin Irit BBM
Contoh lain, oli memiliki SAE 10w-30. Artinya, oli tersebut memiliki nilai 10 saat mesin dalam kondisi dingin dan 30 saat mesin dalam kondisi panas.
Sebagai kesimpulan, semakin besar angka dalam spesifikasi oli, maka akan semakin kental oli tersebut. Sebagai informasi, oli dengan kekentalan 20w-50 cocok digunakan pada kendaraan produksi lama dan bermesin tua.
Untuk mesin-mesin kendaraan baru, penggunaan oli yang lebih encer biasanya disarankan, seperti SAE 10w-30, 10w-40, atau bahkan lebih encer.
Disamping itu, kita juga harus memilih oli sesuai dengan spesifikasi kendaraan. Jangan sampai oli yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan kendaraan Anda. Untuk mengetahui spesifikasi yang cocok, Anda bisa melihat buku manual kendaraan terkait informasi dan penggunaan pelumas mesin untuk mobil Anda.
Dalam buku manual kendaraan, Anda akan menemukan jenis dan spesifikasi pelumas mesin standar rekomendasi pabrik yang baik digunakan untuk mobil Anda, baik kode API Service maupun standar minimal rentang SAE-nya.
Baca Juga: Apa Itu RON? Pahami Dulu Sebelum Memilih Bensin untuk Kendaraan
Sebagai pilihan produk oli yang dapat Anda gunakan adalah Fastron Gold dengan spesifikasi 5W-30, yang direkomendasikan untuk kendaraan generasi terbaru atau dapat digunakan untuk kendaraan mobil premium. Sementara untuk sepeda motor, Anda dapat menggunakan produk Enduro Matic V 10W-40 untuk kendaraan dengan minimum 150 cc.
- Rutin mengganti oli
Oli memiliki beberapa fungsi penting untuk menjaga performa sekaligus kondisi mesin kendaraan. Dengan kata lain, semakin bagus kualitas oli yang melekat pada mesin kendaraan Anda, maka semakin bagus pula performa mesin yang akan dihasilkan.
Oleh sebab itu, untuk menjaga kualitas oli, pemilik sepeda motor disarankan untuk rutin mengganti oli setiap dua bulan sekali atau setiap 2.000 kilometer (km) dengan pemakaian normal. Sementara untuk mobil, oli disarankan diganti dalam kurun waktu 6 bulan sekali atau setiap 10.000 km dengan pemakaian normal.
- Rutin cek tekanan angin ban
Sebelum berkendara, usahakan rutin mengecek tekanan angin ban. Pasalnya, motor yang sering dikendarai dapat menurunkan tekanan udara. Belum lagi akibat gesekan ban dengan aspal dan beban kendaraan.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Beberapa Faktor yang Bisa Bikin Kendaraan Boros BBM!
Ukuran standar tekanan ban depan adalah 29 psi dan ban belakang 33 psi. Kondisi ban sebaiknya dicek setiap satu minggu atau dua minggu sekali. Berkurangnya tekanan ban dapat membuat kinerja mesin jadi semakin berat, sehingga mesin jadi lebih boros.
- Rutin servis kendaraan
Sering mengabaikan jadwal perawatan berkala dapat menyebabkan berbagai masalah. Oleh sebab itu, memeriksa, mengganti atau menyetel ulang komponen kendaraan di waktu yang tepat, sama pentingnya dengan mengisi bensin.
Paling tidak, selain rutin dalam mengganti oli sesuai dengan rekomendasi, rutin dalam membersihkan saringan oli dan saringan udara, hal lain yang juga perlu dilakukan adalah isi air aki secara rutin jika ingin kendaraan Anda dalam kondisi fit.
- Sesuaikan kompresi mesin dengan BBM
Selain pelumas, Anda juga disarankan memilih bahan bakar yang tepat sesuai dengan rasio kompresi mesin untuk membuat pemakaian bahan bakar lebih hemat.
Untuk memilih bahan bakar yang tepat, Anda bisa mengetahuinya dari perbandingan rasio kompresi mesin. Bagi Anda pemilik kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 sampai 10:1 membutuhkan BBM dengan oktan minimal 90.
Baca Juga: Ngabers Berulah Lagi, Setelah Motor Kini Gantian Mobil yang Kongkow di Underpass Dewi Sartika
Kemudian, untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 10:1 hingga 11:1 bisa menggunakan oktan minimal 92, dan untuk kompresi rasio kompresi lebih dari 11:1 hingga 12:1 bisa menggunakan oktan 95.
Kendaraan dengan kompresi mesin 9:1 sampai 10:1 sebaiknya bisa menggunakan Pertalite. Sebagai informasi, Pertalite hanya memiliki kandungan sulfur dengan angka maksimal 0,05 m/m atau setara 500 ppm, serta tidak mengandung timbal.
Sementara bagi kendaraan dengan berkompresi 10:1 hingga 11:1 disarankan menggunakan BBM Pertamax dengan nilai oktan 92.
BBM jenis ini dilengkapi kemampuan Pertatech yang bisa membersihkan (detergency) mesin hingga ke bagian terdalam serta pelindung antikarat (corrosion inhibitor).
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan Pertamax Turbo dengan nilai oktan 98 untuk kendaraan dengan rasio kompresi lebih dari 12:1. Selain itu, Pertamax Turbo juga memiliki kadar sulfur yang sangat rendah, sehingga menghasilkan emisi yang lebih bersih.
Dengan memahami penggunaan BBM yang sesuai jenis dan teknologi mesin, Anda tak perlu takut konsumsi BBM jadi boros atau performa mesin kurang baik.
Anda pun tak perlu khawatir soal kualitas BBM dari Pertamina. Sebab, seluruh produk BBM milik Pertamina memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kendaraan yang banyak beredar di Indonesia.
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR