GridOto.com - Setelah pasang knalpot racing, motor injeksi disarankan untuk remap ECU.
Soalnya, dari pabrik ECU hanya disetting untuk mesin dengan knalpot standar, bukan knalpot racing.
"Knalpot racing itu punya saluran gas buang yang lebih plong dibandingkan dengan knalpot bawaan motor," ucap Agung Hartansyah, Manager BMS Motoworks kepada GridOto pada Senin lalu (21/11/2022).
"Otomatis kebutuhan bensin atau bahan bakar saat pakai knalpot racing perlu disesuaikan lagi," tambahnya.
Oleh karena itu, menurut Agung dibutuhkan remap ECU dan tes dyno untuk menyesuaikan kebutuhan mesin setelah pakai knalpot racing.
"Sering kejadian di atas mesin dynamometer (tes dyno), motor yang ECU-nya belum diremap kemudian ganti knalpot racing kelihatan pembakarannya jadi terlalu kering atau kekurangan bahan bakar," jelas Agung.
"Makanya, perlu remap untuk men-tuning atau menyesuaikan lagi asupan bahan bakarnya," tambahnya.
Dari hasil di atas mesin tes dyno nanti akan terlihat pada rpm berapa mesin harus dikasih settingan lebih basah atau lebih banyak bahan bakar.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Remap ECU Bawaan Bisa Bikin Mesin Motor Jebol?
"Kalau settingan kekeringan, nanti dibasahin lagi per rpm, tergantung kebutuhan saja," tutupnya saat ditemui di Jalan Ir. H. Juanda No.9, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat.
Nah, itu tadi alasan motor injeksi disarankan remap ECU setelah ganti knalpot racing.
Sebaiknya jangan dianggap sepele, sebab mesin kekurangan bensin atau kekeringan punya beberapa efek negatif.
Mulai dari suhu mesin yang cepat panas hingga risiko mesin cepat jebol akibat settingan kekeringan atau kekurangan bensin.
Jadi, disarankan setting ulang atau remap ECU jika kalian pasang knalpot racing di motor injeksi.
Baca Juga: Upgrade Knalpot VW Golf 1.4 TSi, Ganti Header Wajib Harus Ganti ECU
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR