GridOto.com - Tidak hanya di balap nasional, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) pun turut eksis di ajang balap internasional.
Tidak hanya lewat slogan ‘Semakin di Depan’ milik YIMM yang terpampang di motor serta tim pabrikan Yamaha di MotoGP dan World Superbike.
Pun dengan berbagai pembalap binaan YIMM yang sudah pernah mengaspal di ajang balap tingkat Asia bahkan Dunia.
Seperti Galang Hendra ke WorldSSP dan adiknya Aldi Hendra sebagai wildcard di WorldSSP300, Wahyu Nugroho ke Yamaha R3 bLU cRU European Cup, dan M. Faerozi di ARRC.
Meskipun begitu, Minoru Morimoto selaku President Director & CEO YIMM mengungkapkan bahwa mimpi mereka adalah mengantarkan pembalap Tanah Air ke WorldSBK ataupun MotoGP.
“Saya percaya Indonesia bisa melahirkan pembalap sehebat Toprak Razgatlioglu ataupun Fabio Quartararo,” ucap Morimoto saat ditemui pada Jumat (11/11/2022) sore di Sirkuit Mandalika, Lombok.
“Yamaha pusat juga yakin karena tidak jarang mereka menghubungi kami untuk minta pembalap dari Indonesia yang kira-kira bisa dibawa ke level yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Tapi nyatanya, mengirimkan pembalap Indonesia ke kancah dunia tidak semudah itu bagi YIMM.
Salah satu alasannya adalah karena Yamaha tidak punya tim khusus di kategori junior yang bisa menjadi pintu masuk para pembalap binaan mereka.
Sehingga harus dititipkan kepada para tim privatir yang seringkali tidak bisa menampung mereka.
Entah karena tidak punya kursi kosong ataupun karena para tim privatir ini sudah punya pembalap incarannya sendiri.
“Kami selalu berusaha, tapi untuk mengorbitkan pembalap Indonesia itu juga harus menunggu saat yang tepat dan itu hal yang sulit kami kontrol,” imbuhnya.
“Saat ini kami punya tim Yamaha VR46 Master Camp di Moto2 yang bisa jadi salah satu solusi, meskipun idealnya kami ingin pembalap tersebut naik bersama motor Yamaha juga karena motor Moto2 menggunakan mesin Triumph,” jelas Morimoto.
Hingga kini, dua ajang tertinggi yang pernah diikuti pembalap binaan YIMM adalah GP250/Moto2 melalui Doni Tata Pradita dan WorldSSP lewat Galang Hendra.
Selain itu, Morimoto menjelaskan bahwa infrastruktur juga masih menjadi masalah untuk mencari talenta atau pembalap dari Indonesia.
Pernah menjabat sebagai Presiden Yamaha Motor Deutschland GmbH (YMG), ia pun menjelaskan perbedaan antara mencari pembalap di Jerman dan Indonesia.
"YMG sudah sangat matang sistemnya baik itu untuk persiapan maupun mengolah ridernya, semangat balap yang keras namun adil juga sudah lumrah," kata Morimoto.
“Sementara di negara Asia pada umumnya, tidak hanya Indonesia, kami masih harus memperkenalkan kultur tersebut,” jelasnya.
Keadaan infrastruktur balap di Indonesia kini mulai membaik dengan adanya sirkuit Mandalika yang sudah berstandar internasional.
Hanya saja, Morimoto mengatakan bahwa Mandalika punya satu kekurangan yaitu sulit dijangkau dari Pulau Jawa yang saat ini masih menjadi pusat aktivitas.
"Makanya kami berharap sirkuit Sentul juga ada perbaikan, soalnya di sana banyak lubang," harap Morimoto.
“Kalau infrastruktur pendukung balap di Indonesia dimatangkan, potensinya sangat tinggi dan Yamaha pusat di Jepang juga terus memantau perkembangan balap di negara ini,” tutupnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR