GridOto.com - Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan krisis chip semikonduktor di dalam negeri, yang menyebabkan terkendalanya produksi hingga inden motor baru telah berakhir.
Menurut Ketua Umum AISI, Johanes Loman, krisis chip semikonduktor yang melanda industri roda dua Tanah Air diklaim sudah teratasi sejak beberapa bulan silam.
"Krisis chip semikonduktor tahun ini sudah selesai pada Agustus. Makanya dari data Kemenperin (Kementerian Perindustrian) yang diolah AISI, angka market perbulannya sudah 500 ribuan unit lagi," ujar Loman kepada media di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2022 belum lama ini.
Hanya saja Loman menuturkan jika inden motor baru masih bisa terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya berdasarkan permintaan konsumen.
"Seharusnya setelah Agustus 2022 sudah tidak ada lagi inden, kecuali permintaannya naik sekali," paparnya.
Loman juga berujar, terjadinya inden motor baru ketika krisis chip semikonduktor telah berakhir ini akibat pemenuhan permintaan sebelum periode Agustus 2022.
"Saya kira jika masih inden, itu karena memenuhi permintaan yang lalu dan setelah itu normal," katanya.
Sekilas informasi, krisis chip semikonduktor menyebabkan angka penjualan motor baru menurun, contohnya pada periode Mei 2022.
Dari data AISI, sepanjang Mei 2022 penjualan domestik pasar roda dua hanya sebanyak 248.235 unit.
Baca Juga: Krisis Chip Semikonduktor Pengaruhi Ekspor Motor, Persentasenya Turun sampai Segini
Angka ini turun sekitar 43 persen dibandingkan pencapaian April 2022 lalu yang sanggup membukukan penjualan sebanyak 439.472 unit.
Selain itu, krisis chip semikonduktor menyebabkan ekspor motor dari Indonesia ke negara lain tercatat mengalami penurunan sepanjang Januari-Juli 2022.
Berdasarkan data AISI, angka ekspor motor selama Januari-Juli 2022 sebanyak 417.967 unit.
Sedangkan untuk periode yang sama pada 2021, angka ekspor motor tercatat sebanyak 468.228 unit atau lebih tinggi sekitar 10 persen.
Dengan teratasinya krisis tersebut menurut AISI, diharapkan industri otomotif roda dua Tanah Air ke depannya bisa semakin baik.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR