Ketika itu sebelum balap MotoGP Valencia 2006, Valentino Rossi unggul 8 poin atas Nicky Hayden.
Namun petaka datang di Tikungan 2 sirkuit Valencia ketika mentor Francesco Bagnaia di VR46 Riders Academy tersebut mengalami lowside crash akibat hilanng cengkraman ban depan.
Meski mampu melanjutkan lomba, tetapi Rossi hanya bisa finish di posisi 13, sementara Hayden di podium 3.
Keadaan pun berbalik, dari Rossi yang sebelumnya unggul 8 poin, justru malah tertinggal 5 poin dan harus mengakui Nicky Hayden sebagai juara dunia.
Kondisi seperti ini atau keajaiban seperti ini yang nampaknya diharapkan seorang Lin Jarvis, Managing Director Yamaha MotoGP dengan berkata, "Segala sesuatu bisa saja terjadi."
Tetapi nampaknya dengan keunggulan 23 poin yang dimiliki Bagnaia, rasanya memang butuh keajaiban besar bagi Quartararo dan Yamaha jika ingin menjadi juara dunia bertahan.
Bagi Bagnaia sendiri, banyak pencapaian jika dirinya berhasil meraih juara dunia MotoGP 2022.
Untuk Ducati, tim pabrikan yang dibela Bagnaia saat ini, gelar juara dunia pembalap MotoGP 2022 merupakan penantian panjang selama 15 tahun setelah terakhir kali dipersembahkan Casey Stoner di 2007.
Setelah itu, Ducati hanya diberikan iming-iming sebagai runner up juara dunia MotoGP di tahun 2017, 2018 dan 2019.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR