GridOto.com - Setelah sempat mengelak dan berbelit-belit, tim Red Bull Racing akhirnya mengakui pelanggaran batasan anggaran alias budget cap di F1 2021.
Selain Red Bull Racing, tim Aston Martin juga sepakat menandatangani pengakuan Accepted Breach Agreement (ABA) di F1 2021.
Beberapa pekan lalu, ada laporan bocor yang menyebut Red Bull melakukan pelanggaran batasan anggaran yang diungkap oleh bos Mercedes, Toto Wolff.
Kemudian menjelang F1 Jepang 2022, FIA akhirnya mengumumkan kepastian soal pelanggaran batasan anggaran yang dilakukan Red Bull dan Aston Martin.
Red Bull kedapatan membelanjakan anggaran melebihi batas dengan nilai minor alias minor overspend, sedangkan Aston Martin melakukan pelanggaran prosedural.
Bos Tim Red Bull Christian Horner, pun sempat berulang kali mengelak soal laporan yang diberikan FIA, sebelum akhirnya sekarang mengakui pelanggaran tersebut.
Kini dengan pengakuannya, Red Bull dan Aston Martin berarti siap dengan sanksi yang akan diberikan FIA.
Berdasarkan bentuk pelanggarannya, Red Bull akan mendapat hukuman lebih berat.
Sayangnya FIA belum memastian hukuman seperti apa yang diterima Red Bull dan Aston Martin.
Baca Juga: Terungkap, Mengapa Lewis Hamilton Sering Kalah Dari George Russel di Awal Musim Balap F1 2022
Ada yang menyebut Red Bull akan mendapat penalti dalam bentuk denda, yang mana hal ini tidak disukai oleh tim rival.
Lalu FIA bisa saja mengurangi batasan anggaran untuk Red Bull di tahun-tahun selanjutnya.
Kemudian ada rumor Red Bull akan mendapat hukuman pembatasan teknis di F1 musim 2023 mendatang, misalnya saja soal tes aerodinamika di fasilitas terowongan angin.
Sampai ada hukuman yang paling berat yakni pengurangan poin di kejuaraan hingga diskualifikasi dari kejuaraan.
Dari semua opsi, kemungkinan FIA akan menerapkan pembatasan tes aerodinamika untuk Red Bull.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR