GridOto.com - Sebelum beli mobil listrik, setidaknya ketahui tiga penyakit ini.
Sama halnya dengan mobil mesin bahan bakar, mobil listrik juga punya penyakit umum dalam pemakaian.
Meski penyakit mobil listrik ini lebih spesifik dan bisa terjadi bergantung dari pemakaian dan kondisi.
Lantas apa saja yang menjadi penyakit umum mobil listrik?
Ketahanan Baterai
Baca Juga: Kampas Rem Mobil Listrik Ternyata Bisa Lebih Awet Karena Teknologi Ini
Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengatakan baterai mobil listrik yang dipakai saat ini seperti lithium-ion punya batasan usia pakai.
"Lithium-ion dibuat dari elemen kimia lithium yang bisa mengalami deformasi dan degradasi," katanya.
Hal tersebut bisa terjadi karena aliran listrik menghasilkan suhu panas.
Terutama ketika proses discharging untuk mengalirkan tenaga ke motor traksi dan serapan arus listrik saat charging.
Panas yang dihasilkan bisa menciptakan reaksi terhadap elemen kimia baterai.
"Untuk itu pabrikan memiliki garansi baterai dalam jangka waktu panjang untuk menjamin ketahanan baterai yang lama," sebut Bonar.
Kerusakan Modul / Komputer
Baca Juga: Inilah Tiga Fakta Baterai Mobil Listrik yang Perlu Kamu Tahu
Sama halnya dengan mobil mesin pembakaran yang terdapat modul atau komputer seperti ECU, TCU, ABS, dsb.
Pada mobil listrik, terdapat sejumlah modul tambahan seperti CCU (Charging Control Unit) atau BMS (Battery Management System).
"Kerusakan modul memang tidak bisa terukur, bergantung pada pemakaian dan perawatan," ujar Bonar.
"Bisa juga dipengaruhi dari faktor eksternal seperti terendam banjir," imbuhnya.
Agar fungsi modul terjaga, Bonar menghimbau untuk selalu melakukan pengecekan berkala di bengkel resmi sesuai pedoman servis.
"Mobil listrik juga tetap butuh perawatan berkala untuk pengecekan keseluruhan, termasuk modul," tekan Bonar.
Battery Health
Baca Juga: Teknologi Fuel Cell Pada Mobil Listrik, Begini Cara Kerjanya
Battery health menjadi salah satu masalah umum yang cukup berdampak pada fungsi mobil listrik.
Penurunan battery health akan mengurangi kapasitas pengisian daya baterai dan aliran listrik saat discharge.
"Masalah ini yang membuat jarak tempuh mobil listrik jadi lebih pendek, konsumsi energinya jadi boros," terang Bonar.
Penurunan battery health cukup dipengaruhi dari kebiasaan charging.
Semakin sering melakukan charging maka penurunan battery health bisa lebih cepat.
"Baterai mobil listrik punya batasan siklus charging, lithium-ion bisa sampai 1.000 kali siklus lebih," jelas Bonar.
Ditambah, lanjut Bonar, penggunaan DC fast charging terlalu sering juga bisa mempercepat penurunan battery health.
Arus listrik besar yang dialirkan punya temperatur cukup tinggi sehingga membuat baterai panas.
"Baterai sering kena panas, battery health lebih cepat turun meski tidak drastis," tegas Bonar.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR