GridOto.com - Tak cuma polos, knalpot racing stainless steel juga ada yang punya motif warna kebiruan.
Ternyata proses untuk memunculkan warna kebiruan di knalpot racing stainless steel ini unik lho.
Salah satunya lewat metode pembakaran, yang menjadikan rona biru di knalpot racing stainless ini layaknya besi yang habis terbakar api.
Meski begitu, prosesnya bukan sekadar asal bakar, ada cara tersendiri.
Selain itu, kamu tahu enggak sih kalau knalpot stainless dengan motif warna biru ini ternyata ada nama khususnya lho.
"Untuk knalpot racing dengan warna kebiruan di bagian silincer hingga header atau pipanya yang tampak sehabis di bakar ini namanya Bluemoon," ujar Edy Karyadi, Owner brand knalpot motor Best3 dari PT Best3 di Depok, kepada GridOto.com, Kamis (20/10/2022).
Pemilik brand knalpot yang dahulu dikenal dengan nama 3D1 ini menyebut, menciptakan motif Bluemoon perlu melewati beberapa tahap.
"Pertama itu bagian knalpot semisal header atau silincer akan dicelup ke cairan kimia, biasanya membutuhkan waktu sampai dua jam," jelas Edy.
Setelah dicelup, bagian knalpot tersebut barulah akan melewati proses pembakaran.
Baca Juga: Selain Karat, Ini Penyebab Knalpot Motor Keropos Hingga Bolong
"Dibakarnya dengan alat semacam kompor. Pembakarannya sebentar, sekitar sepuluh menit," ucap Edy.
Setelah dibakar, warna biru keunguan pada pada knalpot akan terlihat.
Edy bilang, warna tersebut diklaim dapat bertahan cukup tahan lama atau tidak luntur seiring pemakaian.
"Warnanya sih enggak luntur, paling baret-baret saja kalau terkena gesekan selama pemakaian," jelasnya.
Lebih lanjut, motif knalpot Bluemoon umumnya memang digunakan pada knalpot berbahan dasar stainless steel saja.
"Biasanya di stainless, kalau bahan lain semisal galvanis bisa juga cuma hasilnya terlihat kurang bagus," kata Pria ramah tersebut.
Karena melewati serangkaian proses tersebut, harga knalpot racing stainless steel bergaya Bluemoon dibanderol sedikit lebih tinggi dari jenis standar.
"Harganya bisa beda sekitar Rp 200 ribu dari yang polos, tapi masih lebih tinggi yang carbon kevlar," tutup Edy.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR