GridOto.com- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) meliris temuan penyebab kecelakaan maut Cibubur, Senin (18/7) lalu.
Hasil investigasi yang berlangsung 3 bulan ini menyebutkan adanya kebocoran katup selenoid pada tabung udara (airtank) yang juga digunakan untuk klakson telolet yang mendukung sistem pengereman.
Jalaludin Pasha, Investigator KNKT menyatakan seal pada katup selenoid bocor, sehingga tekanan udara di dalam tabung (airtank) tidak mencukupi untuk melakukan pengereman.
"Truk tersebut menggunakan sistem rem Air Over Hydraulic (AOH) atau sistem semi mekanis," jelas Jalaludin Pasha.
Sistem rem hidraulik bekerja digerakkan udara dari airtank.
Ketika pedal rem ditekan, tekanan udara di dalam airtank menggerakkan pushrod yang menekan piston master silinder.
"Tekanan udara ini menghasilkan tekanan hidrolik yang diarahkan melalui pipa ke silinder roda yang menggerakkan rem servis gandar depan dan belakang," jelasnya.
Kenapa harus dibantu dengan tekanan udara?
Karena kendaraan besar seperti truk membutuhkan tekanan yang sangat besar untuk menggerakan sistem rem.
Baca Juga: Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Maut Cibubur, Sopir Akui Rem Tidak Berfungsi
"Tekanannya sampai 200 kg. Kaki manusia tidak akan sanggup untuk menggerakkan. harus dibantu tekanan udara," bilang pria yang berkantor di Jalan Medan Merdeka Timur No.5, Jakarta Pusat.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR