GridOto.com – Tim Mercedes sejak GP F1 Singapura 2022 di awal Oktober lalu menduga tim Red Bull melanggar batas anggaran, dan akhirnya pada Senin (10/10/2022) FIA mengumumkan tim Red Bull bersalah.
FIA percaya Red Bull bersalah atas pelanggaran 'kecil' yang bisa berjumlah jutaan dolar Amerika, yang telah membuat marah banyak pihak di kubu Mercedes setelah Lewis Hamilton kalah dalam pertarungan perebutan gelar tahun lalu.
Kini tim Red Bull sedang menunggu apa hukuman yang akan diberikan oleh FIA.
Sejumlah penggemar Mercedes berharap pengurangan poin tahun 2021 yang dapat memberi Lewis Hamilton gelar juara dunia F1 2021.
Lewis Hamilton gagal membuat rekor juara dunia F1 kedelapannya, setelah kalah dari Max Verstappen dalam persaingan dramatis di F1 Abu Dhabi 2021.
Pada balapan terakhir musim itu, pembalap tim Red Bull Max Verstappen menang dan unggul 8 poin untuk menjadi juara dunia F1 2021.
Bos tim Mercedes, Toto Wolff menyatakan siap untuk melanggar batas anggaran di masa depan jika Red Bull tidak dihukum secara signifikan atas dugaan pengeluaran mereka pada tahun 2021.
Menurut Corriere dello Sport, melalui FormulaPassion, Mercedes telah membahas perencanaan anggaran besar dan membayar denda berikutnya jika itu berarti bisa kembali ke puncak.
Itu atas dasar bahwa Red Bull harus membayar FIA lima kali lipat dari jumlah yang mereka keluarkan, jadi pelanggaran 2 juta dolar AS (Rp 30,7 miliar lebih) menjadi Rp 153,5 miliar lebih.
Baca Juga: Deg-degan Nih, Tim Red Bull Sedang Menanti Hukuman dari FIA Karena Melanggar Batas Anggaran
Lewis Hamilton merasa jika tim Mercedes menyamai pengeluaran Red Bull dari musim lalu, itu akan menjadi perbedaan antara dia menang dan kehilangan gelar juara dunia.
Dikutip GridOto.com dari express.co.uk, pakar F1 Martin Brundle mengatakan bahwa langkah-langkah harus diambil untuk membuat prinsipal tim lebih bertanggung jawab secara pribadi.
Tetapi i yang juga mantan pembalap F1 itu percaya bahwa Mercedes tidak akan melanggar peraturan keuangan.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Express.co.uk |
KOMENTAR