GridOto.com - Presiden Joko Widodo kerap menyebut bahwa kondisi ekonomi dunia pada 2023 akan gelap.
Menurut Jokowi, hingga saat ini pemerintah belum bisa memperhitungkan kekuatan resesi global, serta pengaruhnya terhadap situasi ekonomi.
"Krisis finansial baru saja sebuah negara mengajukan APBN di Inggris, kemudian pasar melihat langsung yang namanya nilai tukar di sebuah negara goncang dan melemah, termasuk kita, hati-hati mengenai ketidak pastian ini," ucap Jokowi, Kamis (29/9/2022) dikutip dari Kompas.com.
Lantas, apa dampak ketidak pastian kondisi ekonomi terhadap industri otomotif Indonesia?
Menanggapi hal ini, Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengaku belum bisa memberikan analisanya.
Sebab, ia mengaku masih harus menunggu kondisi pasar hingga beberapa bulan terakhir di tahun ini.
"Nah, saya terus terang belum berani forecast sampai saya melihat dulu hasil akhir tahun ini," ucap Nangoi di Medan, Selasa (4/10/2022).
"Kira-kira bulan November saya mulai forecast lagi. Saya lihat dulu semua pergerakannya, karena saya masih mau mempelajari dari sisi ekonomi dan segala macam," lanjutnya.
Namun, GAIKINDO mengaku sudah menyiapkan sejumlah cara agar penjualan mobil baru di Tanah Air bisa tetap stabil.
Baca Juga: Harga BBM Tidak Pengaruhi Penjualan Mobil Baru, GAIKINDO Optimis Target Bisa Ditembus
Salah satunya lewat pameran seperti GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) series dan Jakarta Auto Week (JAW).
Selain itu, untuk penjualan tahun ini GAIKINDO optimis angkanya akan sesuai target yang ditetapkan awal tahun.
Sebab, ia menilai demand pasar saat ini masih relatif stabil.
Serta, dari sisi produksi pabrikan juga sejauh ini masih bisa menyanggupi permintaan pasar.
"900.000 unit sampai 950.000 unit masih bisa dicapai. Kalau yang namanya produksinya, itu masih bisa cukup. Jadi harusnya feeling saya target masih bisa dicapai," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR