Gridoto.com - Sudah hampir setahun belakangan harga mobil bekas tinggi.
Kita sudah tahu apa saja faktor-faktor penyebabnya.
Pertama masyarakat itu sendiri. Kita sedang merasakan euforia membeli mobil, baik baru maupun bekas.
Setelah dua tahun konsumen menahan diri yang membuat harga-harga mobil bekas rontok dan sulit dijual, tiba masanya konsumen secara besar-besaran menyedot stok yang ada di pasaran.
Di sisi lain, penjualan mobil baru juga menyumbang euforia pembelian mobil.
Model-model terkini diserbu konsumen membuat pasar yakin bahwa ini sudah saatnya berbelanja mobil, tak terkecuali mobil bekas.
Inden mobil baru membuat stok mobil seumur jagung dijajakan setipis kulit bawang dengan harga barunya.
Statement penjualnya hanya satu, pilih nunggu inden mobil baru atau pilih ini yang sudah di depan mata tinggal bawa pulang.
Plus...bisa dengan uang muka ringan.
Namun di balik semua itu ada faktor lain yang membuat stok mobil di pasaran mobil bekas kian sulit dicari dan harganya meningkat.
Yakni munculnya pemain-pemain raksasa yang mengirup setiap unit mobil apapun kondisinya.
Pemain raksasa ini, lumrah disebut platform, bisa berani membeli mobil dengan harga tinggi.
Begitu pula kondisinya, baik mobil bekas atau bekas mobil, tetap diambil dan mereka bisa menjualnya lewat lelang online.
Sistem tersebut menawarkan mobil dengan karakter penjual yang luas.
Pedagang mobil yang main di mobil-mobil mint condition akan ambil mobil bagus kayak baru.
Pemain yang bermain di level medium akan terima mobil dengan kondisi wajar bekas pemakaian.
Pemain yang bermain di level apa adanya, akan ambil mobil berkondisi apa adanya yang ditawarkan.
Platform enggak pernah kehilangan pasarnya.
Belakangan, dinamika terjadi di bursa mobil baru dan bekas.
Stok beberapa merek dan tipe mobil baru yang tadinya terbatuk kena problem semikonduktor mulai teratasi.
Dealer mulai banjir stok dan diuber untuk melepas barang sebanyak-banyaknya.
Akhir tahun jadi momen penentuan apakah prediksi pemenuhan stok ke dealer tepat atau tidak.
Jika tidak, terlihat stok mobil baru mulai sulit bergerak keluar dan dealer mulai main diskon.
Kalau demikian, imbasnya bisa mempengaruhi pasar mobil bekas.
Pasar -penjual maupun konsumen- seolah mendapat afirmasi kalau harga bergerak turun.
Di sisi lain, setelah serbuan konsumen mobil bekas yang massive, denyut tersebut mulai diuji.
Seperti umumnya siklus bisnis, tensi atau daya beli konsumen mobil bekas enggak selamanya tinggi. Ada masanya pasar menuju rileks.
Jika denyut ini terlihat semakin lemah, bisa diartikan, harga-harga mobil bekas akan turun.
Ada yang berharap demikian?
Editor | : | Iday |
KOMENTAR