GridOto.com - Pabrikan apparel Alpinestars akhirnya membuat pengakuan, terkait kecelakaan Fabio Quartararo pada lap pertama MotoGP Aragon 2022 yang masih menyisakan kontroversi.
Salah satu kontroversi yang paling dibahas adalah terbukanya resleting baju balap Fabio Quartararo, saat mengalami crash di lap pertama MotoGP Aragon 2022 tersebut.
Resleting terlihat terbuka saat Fabio Quartararo terhempas ke tanah, dan membuat Fabio Quartararo mengalami luka-luka di bagian dada karena crash MotoGP Aragon 2022.
Terlihat dalam tayangan ulang, Quartararo sempat melesat dalam kondisi telungkup sehingga dadanya bergesekan dengan permukaan keras aspal.
Alpinestars kembali disorot, lantaran ini bukan pertama kali El Diablo mengalami kasus resleting terbuka secara tiba-tiba.
Pada MotoGP Catalunya 2021 silam, juara MotoGP 2021 juga sempat melaju dalam kondisi dada terbuka dan akhirnya mendapat hukuman dari stewards.
Alpinestars kemudian memodifikasi baju balap Quartararo, agar kasus tersebut tidak terjadi lagi.
Nyatanya, kejadian lebih parah malah terjadi di Aragon pekan lalu, dengan pembalap yang sama.
"Setelah menabrak motor lain di tikungan 3, Fabio terlempar dari motornya, membuat airbag mengembang dengan benar tepat sebelum menghempas tanah pertama kalinya," terungkap dalam analisis Alpinestars, seperti dilansir GridOto.com dari Moto.it.
"Kemudian Fabio jatuh ke depan, melewati motornya, membuatnya lebih rumit karena Fabio menyentuh tanah dan meluncur dengan bagian punggungnya, kemudian dia mengalami hantaman kedua di bagian dada oleh roda depan motornya," jelasnya.
Menurut Alpinestars, airbag yang mengembang awalnya membuat baju balap menjadi sangat ketat ditambah gesekan dengan aspal.
Kemudian bagian depan baju mendapat hantaman dari roda depan yang membuat pakaian balapnya semakin ketat lagi, lalu ada gesekan di bagian dada sehingga resleting terbuka.
"Karena adanya gesekan bagian belakang dan aspal saat jatuh, ada tekanan berlebih muncul. Ketika roda depan menabrak dada Fabio, hal itu menggesek kulit pakaiannya," sambungnya.
Pabrikan asal Italia itu pun menyangkal ada faktor gagal produksi dalam kejadian tersebut.
"Itu membuat tegangan resletingnya melebihi nilai data ribuan crash yang pernah kami analisis sejauh ini, yang mana itu membuat kerusakan gerigi resletingnya pada penutupan yang sama," jelasnya.
"Alpinestars ingin mengklarifikasi bahwa meski hal ini terjadi karena kejadian luar biasa, kami langsung bekerja mencari solusi agar hal ini tak kembali terjadi," jelasnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Paddock-GP.com,Moto.it |
KOMENTAR