GridOto.com - Tersedia pilihan versi karburator, ternyata begini performa mesin dan konsumsi bensin motor matic TVS Dazz.
Mesin yang diandalkan masih sama dengan Dazz generasi awal, 109,65 cc SOHC 2 katup yang berkarakter overbore.
Sebagai informasi, ternyata bore x stroke mesinnya persis bebek Suzuki Shogun 110 lawas, yaitu 53,5 mm x 48,8 mm.
TVS Dazz tenaga maksimalnya hanya 8,6 dk di putaran mesin 7.500 rpm dan torsi 8,7 Nm di 5.500 rpm.
Mesin ini masih pakai electric starter yang berbunyi “bletak” seperti BeAT atau Vario generasi awal.
Sedang kick starternya unik, tuasnya menghadap depan, jadi bisa diengkol sambil duduk seperti Vespa lawas.
Karakter mesinnya gampang banget teriak, respons mesin selalu seirama dengan bukaan gas. Sepertinya racikan CVT pakai roller ringan.
Terlihat dari hasil uji tes akselerasi pakai Racelogic, 0-60 km/jam butuh waktu 7,5 detik.
Memang kalah cepat dari Nex II yang hanya 6,9 detik, tapi masih lebih cepat dari BeAT terbaru yang perlu 7,8 detik.
Baca Juga: Sekilas Mirip, Ini Bedanya TVS Ntorq 125 Race XP dengan Ntorq 125 Standar
Tapi untuk mencapai 0-80 km/jam justru Dazz kalah cepat, perlu waktu 15 detik, padahal Nex II cuma 13,3 detik, BeAT 14,2 detik.
Top speed pun tergolong rendah, di spidometer mentok di angka 100 km/jam, di Racelogic terekam hanya 92,3 km/jam.
Rivalnya bisa lebih dari 100 km/jam. Sebagai catatan, motor dites oleh pengendara berpostur tinggi 173 cm dan berat 65 kg.
Dengan dibekali mesin overbore yang sangat responsif, hasilnya motor jadi mudah teriak ke putaran tinggi.
Selain itu model TVS Dazz yang dites masih pakai karburator, makanya jangan heran jika konsumsi bensinnya tergolong rakus.
Dikasih bahan bakar RON 90 dengan metode full to full dilakukan 3 kali dan diambil rata-rata, tercatat angka 35 km/liter.
Sementara rival-rivalnya semua seperti Honda BeAT dan Suzuki Nex II tercatat bisa lebih dari 45 km/liter.
Nah mestinya untuk versi injeksi bisa lebih irit, meskipun mungkin karakter performa yang dihasilkan enggak segalak versi karburatornya.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR