GridOto.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Gilimanuk-Mengwi di Provinsi Bali sepanjang 96,84 km.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengatakan dengan biaya investasi sebesar Rp 24,6 triliun Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ditargetkan rampung pada 2028.
Kendati demikian, Basuki menghendaki pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi lebih cepat, yakni tuntas semua pada 2025 akhir.
Namun, dalam pembangunan jalan tol khususnya di Bali yang dikenal sebagai destinasi wisata ia berpesan harus memperhatikan beberapa hal.
"Pertama, pastikan kualitas. Sebagai wisata dunia, Bali harus menunjukkan kalau kita bisa membangun jalan tol dengan kualitas terbaik," ujar Basuki dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/09/2022).
"Kedua juga harus memperhatikan estetika. Tidak hanya struktur-struktur jalan saja, juga kualitas dan estetikanya, tanpa mengurangi kecepatan kerja," sambungnya.
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terbagi menjadi 3 Seksi, yaitu Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 53,6 km, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 24,3 km, dan Seksi 3 Soka-Mengwi sepanjang 18,9 km.
Adapun Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan dibangun melintasi 3 Kabupaten, 13 Kecamatan dan 58 Desa, dengan pemberdayaan 4 Desa di Bali sebagai Rest Area terpadu yang masing-masing memiliki konsep berbeda, yaitu Jembrana yang mengangkat kearifan lokal.
Kemudian Pekutatan yang menunjang area taman bermain internasional, lalu Soka dengan konsep pedesaan sebagai tempat beristirahat, serta Tabanan sebagai pusat logistik untuk distribusi dalam kota.
Baca Juga: Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi Ditakutkan Gilas Lahan Pertanian, DPRD Bali Sebut Petani Jangan Cemas
Lebih lanjut, dengan adanya Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi bisa mempersingkat pejalanan menuju Denpasar yang awalnya bisa sekitar 5 sampai 7 jam, dapat menjadi sekitar 1,5 sampai 2 jam saja.
Selain itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit menambahkan bahwa Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini nantinya akan dilengkapi pula dengan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF).
Sehingga transaksi tidak dilakukan melalui gerbang tol, tetapi melalui teknologi Global Navigation Satelite System (GNSS) yang terintegrasi melalui aplikasi smartphone dan terbaca melalui satelit.
"Rencananya di jalan tol ini sudah diterapkan sistem baru. Jadi kalau nantinya ada gerbang tol, maka hanya sebagai penanda saja. Bukan untuk melakukan fungsi transaksi," ungkap Danang.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR