GridOto.com - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mewaspadai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap sektor otomotif, khususnya yang berkaitan dengan penjualan mobil baru.
Bahkan Marketing Director 4W SIS, Donny Saputra, pun tak memungkiri jika kenaikan harga BBM akan memberikan dampak terhadap penjualan mobil baru di Tanah Air.
Sebab menurutnya kenaikan harga BBM ini bagian dari regulasi pemerintah, merupakan satu dari tiga faktor utama yang memengaruhi penjualan mobil baru.
“Kalau bicara dampak pasti ada, tapi pertanyaannya seberapa besar pengaruh kontraksi harga BBM terhadap kondisi ekonomi,” ujar pria yang akrab disapa Donny ini kepada GridOto.com, Selasa (6/9/2022).
“Bicara penjualan kan ada tiga faktor yang di antaranya regulasi, kondisi ekonomi, sama penawaran produk baru,” imbuhnya.
Lanjut menurut Donny, daya beli masyarakat juga dikhawatirkan akan tergerus akibat tingginya inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga BBM.
Ditambah lagi muncul berbagai spekulasi yang membuat panik masyarakat, terkait pembatasan pengunaan BBM bersubsidi yang masih simpang siur.
“Apakah kontraksi harga BBM ini memengaruhi kondisi ekonomi atau tidak, maksudnya apakah ada perlambatan dan tingkat pertumbuhan ekonomi masih sama atau tidak," tutur Donny lagi.
"Jawaban kedua berkaitan dengan regulasi, sekarang kan wacana untuk pembatasan pertalite ini sedang ada. Ada yang ngomong macam-macam lah, tapi pada intinya dengan dibatasi pasti berdampak. Ini kan masalah aksesibilitas,” lanjutnya.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Teknologi Dual Jet Bikin Suzuki S-Presso Makin Irit!
Maka dari itu, ia pun meminta pemerintah khususnya Kementerian ESDM berdiskusi dengan Kementerian Perindustrian dan GAIKINDO sebagai asosiasi, untuk melihat permasalahan ini secara komprehensif.
"Menurut saya sih, sebaiknya berkordinasi dengan Menteri Perindustrian dan GAIKINDO juga,” pungkas Donny.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat YouTube Sekretarian Presiden menyampaikan secara langsung mengenai kenaikan harga BBM, pada Sabtu (3/9/2022) lalu.
Jokowi menyampaikan, harga BBM naik disebabkan karena pemberian subsidi yang masih kurang tepat sasaran, alias lebih banyak dinikmati golongan mampu.
Lebih dari 70 persen BBM bersubsidi justru dinikmati oleh golongan masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil pribadi.
Hal itu lantas berdampak terhadap anggaran subsidi dan kompensasi BBM pada tahun ini, yang telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.
"Sebagian anggaran subsidi BBM akan dialihkan ke bantuan yang tepat sasaran," ungkap Jokowi.
"Pemerintah berkomitmen, subsidi harus tepat sasaran dan harus menguntungkan masyarakat yang kurang mampu," lanjutnya.
Dengan adanya penyesuaian harga tersebut, harga Pertalite dari semula Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Kemudian harga Bio Solar yang sebelumnya dibanderol Rp 5.150 per liter, menjadi Rp 6.800 per liter.
Sedangkan Harga Pertamax kini dijual Rp 14.500 per liter, dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR